Jumat, 04 Maret 2016

Tentang Kepergian

Ada sebuah tradisi, di salah satu daerah di Indonesia. Dimana, seseorang yang telah dianggap dewasa akan merantau meninggalkan keluarga nya. Sampai disini mungkin masih terdengar normal, tidak ada yang berbeda. Namun, yang membedakan dengan yang lain adalah, ketika sang anak merantau, maka ia tidak akan kembali ke keluarga nya sampai dirasa sukses, atau setidaknya sampai lulus dari pendidikan yang dijalani.

Tradisi di atas adalah cerita seorang teman yang tengah rindu kepada kedua orang tua nya. Aku rasa, tradisi itu sama seperti hubungan sepasang kekasih yang masih saling menyayangi namun perlahan hubungan ini tidak menyamankan salah satu dari mereka. Bukan, bukan karena hubungannya yang salah, yang patut disalahkan dalam hal ini adalah perubahan. Iya, perubahan yang dialami salah satu dari sepasang itu tadi. Perubahan yang sebenarnya sangat tidak diinginkan. Perubahan yang kelak hanya menyakiti salah satu saja terus menerus. Apalah daya hubungan itu kedepannya? Sama, sungguh sama seperti seorang anak tersebut. Ia harus meninggalkan daerah nya, keluarga nya untuk mengejar impian, juga hidup yang jauh lebih baik diluar sana. Apakah ia sakit? Iya. Bayangkan, pergi dari rumah nya setelah 17 tahun, dan tak akan kembali selama kurang lebih empat tahun kedepan. Apalah daya sepasang kekasih yang salah satu nya sudah perubah dan tidak menyamankan pasangannya seperti dulu? Sekeras apapun ia mencoba untuk mengembalikan dirinya lagi, sekeras itu juga kenyataan pahit yang harus dihadapi. Selama-lama nya ia mencoba mempertahankan, selama itu juga ia menyakiti pasangannya. Hingga akhirnya tidak ada jalan lain selain pergi, berpisah, dan berjalan di dua arah mata angin berbeda.

Apakah ia tidak merasa sakit? Sungguh, sakit sekali. Siapakah yang ia salahkan? Tidak ada hal lain yang patut disalahkan selain dirinya sendiri. sama seperti perantau yang meninggalkan rumah, kekasih yang sudah berubah itu juga terpaksa harus meninggalkan 'rumah' nya setelah beberapa waktu kebersamaan mereka. Ia harus mencari jalan lain. Untuk hidup yang lebih baik, setidaknya memberikan waktu untuk pasangan yang sudah mereka lepaskan mencari kebahagiaan. Jelas, sang pasangan tentu akan sakit hati, akan menangis, pada awalnya. Namun, lebih baik seperti itu dan beberapa minggu, atau bulan setelahnya ia akan menemukan kebahagiaannya sendiri. Menemukan apa yang selama ini tidak ia temukan bersama pasangannya yang sudah berubah itu tadi. Sama seperti perantau tadi, selalu ada pilihan ketika semua nya sudah berubah. Kembali, atau pergi lagi lebih jauh. Sepasang kekasih yang akhirnya berpisah itu juga akan berada di suatu masa, ketika semua nya sudah berbeda, ketika sudah sama sama dewasa dan dapat lebih berfikir rasional, dimana mereka akan dihadapkan lagi kedalam dua pilihan. Kembali ke 'rumah' yang sempat menyamankan mereka, atau pergi lagi lebih jauh dan tidak kembali. Namun tetap berjalan beriringan, saling mengetahui kisah masing masing, walau hanya sebagai teman.

Melepaskan, dan dilepaskan.Ketika akhirnya seseorang memilih untuk melepaskan, percayalah, ia tidak hanya akan melepaskan. Ia tentu sudah mempertimbangkan banyak hal lain. Seperti ketika kamu memiliki burung elang paling jantan, atau burung merpati paling indah. Mungkin kamu bangga memiliki nya. Namun bagaimana dengan elang itu? merpati itu ? Nyamankah mereka? Tidak ada pilihan lain selain melepaskan, meskipun sakit. Karna kamu bukanlah apa yang dia inginkan sebenarnya. Jadi, ketika seseorang sudah mulai melepaskan, ia sudah mulai sadar bahwa sesuatu itu tidak lagi berjalan dengan nyaman. Tidak lagi saling menguntungkan, malahan hanya akan merugikan orang lain jika terus bersama.

Siapapun, yang sudah tidak lagi menjadi kamu yang dulu, dan tak ada jalan lagi untuk kembali menjadi kamu yang dulu. Lepaskanlah, karna kamu hanya akan menyakiti sosok yang kamu sayangi, namun sudah tidak dapat lagi kamu sayangi dengan benar. Orang yang menyamankan hidupmu, namun sudah tidak lagi kami hangati hari hari nya. Dia yang memberikan kamu cerita, namun sudah tidak lagi kamu berikan cerita.

Kalian, yang akhirnya dilepaskan oleh yang kalian cintai, percayalah, ini untuk kalian. Percayalah, kedepannya akan lebih baik. Akan ada yang menyamankan kalian, akan ada yang membagi cerita nya untuk kalian. Tanpa berubah, tanpa menyiksa. Mengalir, hingga akhirnya bermuara di tempat yang indah dimana hanya ada dua kata, nyaman dan bahagia. Menangislah kalian sekarang, karna kebahagiaan yang hakiki akan segera datang. Ikhlaslah melepaskan karna jika tidak, kalian hanya akan terikat oleh sebuah tali, tidak akan ada jalan menuju kehidupan manapun.

Beginilah hidup. Suka tidak suka, kalian akan tetap dihadapkan pada sebuah pilihan. Tidak ada momen dihidup ini yang kita lalui tanpa sebuah pilihan. Memilihlah selagi kalian bisa memilih. Memilihlah yang terbaik. Memang, penyesalan pasti akan kalian rasakan suatu saat entah pilihan mana yang kalian ambil. Sekecil apapun itu. Akan tetapi kalian harus tetap konsisten dan jalani ini, lalu percayalah jika kalian mengambil pilihan lain yang menurut kalian tidak baik, maka itu tetap tidak akan menjadi baik. Sekeras apapun kalian mencoba.

"...Izinkan aku pergi dulu. Yang berubah hanya tak lagi ku milikmu. Kau masih bisa melihatku. Kau harus percaya ku tetap teman baikmu..." Tulus, Pamit