Oleh : Muhammad Reno Fandelika
Di goresan tinta ini, aku titipkan salamku untukmu
Wahai sosok mendekati bidadari, dan hatimu yang sulit aku temui
Dalam rangkaian kata ini, aku ucapkan rasa
Hanya untukmu pemilik hati, dan semua kisah berdua
Kau adalah tatapku yang aku titipkan
Kau adalah hatiku yang aku curahkan
Rasaku adalah malaikat yang menyulam duka untuk bahagia
Mencari mimpi yang tersesat diantara luka
Malam itu aku mencari segelak tawa diantara megah nya istana bintang
Mencoba meraba angkasa, bisakah aku temukan bahagia yang menghilang?
Lalu sang surya datang dan menghapus malam
Menyisakan bahagia yang masih tenggelam dalam renungan malam
Jika bermimpi adalah imaji
Dan kau takut untuk menghidupi mimpi. Sepi, sendiri, dan sunyi
Aku yang menjelma angin malam akan menuntunmu berdiri
Lalu mendampingimu berdamai dengan sepi
Kau adalah pujaan angin malam, namun tak perlu kau rasa
Karena bagimu, angin akan berlalu
Meskipun ia tak ingin berlalu
Dan meninggalkanmu adalah tabu
Lalu enyahlah aku yang berhasrat
Kemudian bersembunyilah dalam harap yang mengerat
Mengendap didalam mimpi yang terkalahkan realita
Karena rembulan tidak akan pernah mencuri fajar
Jumat, 19 Agustus 2016, 12:50 am.