Sekolah akhir akhir ini gak lebih dari ajang mendapatkan nilai terbaik. Ulangan sejak 2 minggu lalu itu adalah sesuatu yang wajib dilalui di sekolah ku yang tercinta ini.
Hari ini aku mengerjakan soal sama sekali tidak fokus. Semalam, aku galau setengah mati. Aku memang selalu galau setiap ingat dia. Dia, dan dia. Dadaku selalu sesak menerima kenyataan ini. Sebuah kata cinta yang pernah terucap, dan sebuah penolakan yang juga pernah terucap, membuatku tak lebih dari seorang pemimpi yang ingin menyentuh langit. Tapi itu yang terjadi padaku. Hingga kini, rasa itu masih ada, dan aku selalu frontal terhadap rasa ini. Aku yakin dia mengetahui apa yang ku rasakan. Namun tetap saja hatiku masih belum tenang, jika aku tak mengatakannya langsung. Aku bukannya tak ingin, tapi aku harus menjaga hubungan seseorang. Aku tak ingin menjadi penghancur hubungan itu.
“aku udah gak mungkin sama dia bro” kataku ke salah satu teman ku suatu ketika.
“itu artinya kamu kalah sebelum berperang, yah pengecut lo” jawabnya
Aku bukannya pengecut, sekali lagi aku hanya tak ingin merusak sebuah hubungan.
“Aku harus nunggu dia bro! aku gak mau ngerusak sebuah hubungan!” jawabku
“hahaha, itulah seninya pacaran, membuat dia jatuh kepelukan mu, disaat dia ada yang punya!” jawabnya. Gila dia, pikirku
“Aku gak sejahat itu lah bro, bayangin pacar lo direbut orang lain, gimana perasaan lo ?”
Hening..
Aku gak akan meminta dia untuk jadi pacarku, itu sebuah kemustahilan. Tapi melalui
blog ku, aku yakin dia telah mengetahui perasaanku. Sebuah kenyataan pahit, bahwa di dalam hati ini berkata
“ayolah Dim! Jangan biarin kamu galau semalaman! Bilang yang sebenernya, bukankah dia tau dari kamu sendiri lebih baik daripada dia tau dari orang lain ?” berulang kali,
bisikan bisikan itu muncul secara tiba tiba. Dan pagi ini, aku sudah membulatkan tekat untuk…
“Woy Dim! Ngapain lo ngelamun sendirian ?” sapa salah satu teman ku, membangunkan ku dari lamunanku.
“Hahaha, gak papa bro!” jawabku sekenanya.
“Alaah, mikirin Putri ya ?” kata salah satu temanku lainnya
“hahaha, apaan sih.”
Buru buru ku ketik sms di hape ku kepada… siapa lagi kalau bukan Putri, gadis yang ku lamunkan sedari tadi.
“Put, nanti pulang sekolah bisa gak, kita ketemuan di taman belakang sekolah ?”
Ku ketik sms tersebut dengan cepat, dan tinggal ku klik sebuah tombol. Jantung ku berdebar!
“Beneran nih, aku berani ?” pikir ku.
Tapi ya sudahlah, mungkin ini satu satu nya cara. Ku klik tombol send. Ku masuk kan hp kedalam saku, dan aku nimbrung kedalam perbincangan teman temanku. Beberapa menit kemudian, aku rasakan ada getaran getaran dari saku celanaku, aku pergi menjauh dari teman teman, ku buka sms nya, seperti dugaanku, dari Putri!
"Mau ngapain Dim ? :o"
Begitulah balasan sms ku, buru buru ku ketik
"Udah, gak tak apa apa in :p oke, sampe ketemu pulang sekolah ya ? :D"
Aku berusaha tampak tenang, tapi dalam hatiku sebuah getaran getaran itu, terus menghantui. Bahkan saat bel berbunyi dan ulangan dimulai, aku tak fokus. Getaran ini terus mengencang.
Setengah jam berlalu, 1 jam kini telah berlalu, dan 1 setengah jam berlalu, aku telah menyelesaikan ulangan. Waktu 30 menit aku manfaatkan untuk mempersiapkan diri, aku rangkai kata kata. Aku menarik dan melepaskan nafas, aku lakukan segala suatu untuk menenangkan diri. 30 menit berlalu cukup cepat, bel tanda pulang sekolah berbunyi. Aku sudah lumayan tenang sekarang. Aku berjalan keluar lebih cepat dari teman temanku. Aku menuju kamar mandi sekolah untuk membasuh muka ku, agar lebih segar. Ku duduk di salah satu sudut taman belakang sekolah. Beberapa menit ku tunggu, dia tak kunjung datang. 10 menit aku duduk disini, dia tak kunjung datang, aku mulai cemas. Apakah dia tidak mau datang ? aku putuskan untuk mengambila hp ku, ku ketik sebuah pesan, tapi belum terkirim, aku menyadari ada seseorang yang datang. PUTRI! Jantung ku sempat berdegup, tapi aku kembali memasang wajah cool ku.
“Kok telat ?” sapa ku berusaha mengusir kecanggungan
“iya, tadi aku ragu ragu mau dateng gak” katanya sambil tertawa
“huuuu” jawabku pendek
“kenapa Dim, ngajak aku kesini ?” tanya nya, serius
“Liat aku Put!” kataku
“enggak mau” jawabnya singkat sambil tersenyum
“Aku serius Put” kata ku sedikit memohon
“udah, ini sebenernya kamu mau ngapain ? aku pergi lho!” ancamnya
“oke oke, aku masih sayang kamu Put!” kataku tegas, sambil terus memandang wajahnya,
aku liat raut wajahnya berubah sendu. Keheningan merebak dimana pun
“Aku sebenernya udah tau Dim, plis, berhenti cinta aku, kalo itu buat mu sakit, kalo itu bikin hatimu perih Dim! Aku gak mau nyakitin orang” jawabnya lirih
“Liat kesungguhan dimata ku Put!” kataku
“aku takut Dim”
“apa yang kau takutkan Put ?”
“aku takut, aku hanyut dalam perasaan itu. Aku takut aku tak dapat menjaganya, aku takut tatapan penuh penyesalan ini tertangkap oleh mu Dim!”
“Untuk apa kamu menyesal Put ?”
“Terkadang, aku menyesal untuk keputusan yang aku pilih. Untuk memilih dia dibandingkan kamu, tapi kini aku udah punya dia, dia dan kamu ada lebih dan kurang.”
Aku terhenyak, aku cerna kembali kata katanya, kata kata tadi menyiratkan bahwa..
“Aku pernah sayang pada mu Dim, sampai sekarang masih, tapi mungkin rasa sayang ku terhadapnya lebih dari pada rasa sayang ku terhadapmu” katanya seolah membaca apa yang aku pikirkan
“kalau mencintai ku itu menyakitkan bagimu, berhenti mencintai ku Dim!”lanjutnya dengan nada sedikit keras.
Aku lihat air mata mengalir dari matanya,
“jangan nangis Put, aku baik baik aja.” Kataku mengusap rambut nya yang terurai.
“Mencintaimu memang menyakitkan. Tapi aku tak akan pernah mencoba untuk berhenti mencintaimu”
Entah apa yang salah dari kalimat yang baru saja ku ucapkan, tapi itu membuat dampak yang luar biasa. Tangis Putri kini tambah kencang, ku dekap dia, ku biarkan air mata nya membasahi tubuh ku, karna aku siap jadi penampung air matanya. Cukup lama, aku dan Putri berdiam diri, hanya ditemani isak tangis Putri. Hingga akhirnya air mata itu mereda.
“Kamu boleh pulang Put. Sekarang semua udah aku ungkapin ke kamu, dan aku harap, kamu bisa merahasiakan kejadian sore ini”
“Terimakasih Dimas” jawabnya sembari tersenyum. Senyum paling indah yang pernah aku lihat.
-------
“Cinta itu adalah, saat kita bahagia melihat orang yang kita cinta bahagia dengan orang yang dia cinta”
“Cinta itu tidak harus memiliki, cukup mengetahui”
“Cinta itu, aku sayang kamu”
------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar