Selasa, 08 Juli 2014

Akhir Sebuah Pesta, Awal Sebuah Perjalanan

Selasa, 8 Juli 2014. 18:42
Rabu, 9 Juli 2014 akan menjadi hari yang teramat bersejarah baik bagi bangsa Indonesia maupun bagi aku pribadi. Yap di tanggal tersebut bangsa Indonesia akan mendapat kan sepasang presiden dan wakil presiden baru. Yang InsyaAllah akan memimpin Indonesia kearah yang lebih baik.
Bisa dibilang pesta demokrasi tahun ini atau kesempatan kali ini adalah yang terbesar, ya setidak nya sepanjang aku mengenal dunia. Kenapa? karna bangsa Indonesia sendiri seperti terpecah menjadi dua, yang satu berada di kubu macan asia yang satu berada di kubu sang tokoh merakyat. Kampanye hitam seolah olah sudah menjadi makanan sehari hari bangsa Indonesia. Setiap hari, baik melalui broadcast BBM, mention di twitter, moment di path, sms, answer2 atau ask2 di ask.fm bahkan sampai muncul majalah yang isinya menjelek2 kan salah satu kubu. Keterlaluan lagi, banyak oknum2 tak bertanggung jawab yang mengatas nama kan agama untuk memperburuk citra kubu berseberangan. Sungguh sebuah pesta besar.
Kenapa tiba2 seorang remaja berusia 17 tahun menulis tulisan ini di blog nya? Remaja itu hanya ingin bercerita. Aku, atau remaja tersebut, tidak pernah berfikir untuk menulis tulisan tentang pilpres. Namun ketika aku tengah membuka recent updates bbm tadi sore, muncul update an dari tante ku, Eddies Adelia, dia mengupdate dp nya dengan gambar pasangan nomer 1. Sontak terlintas di kepala ku, bahwa selama ini aku dikelilingi pendukung pasangan tersebut. Hampir semua anggota keluarga besar dan teman teman ku memilih nomer 1 ketimbang nomer 2. Aku miris karna selama ini banyak sekali yang mempengaruhi ku untuk memilih pasangan nomer urut 1. Mulai dari kedua orang tuaku, tante, bude, eyang, bahkan teman2. Lalu apakah aku mengikuti mayoritas di sekililingku? Aku memilih tidak! Sebagai seorang remaja yang sudah berusia 17 tahun, kita sudah di percaya untuk memberi satu suara dalam pemilu, itu arti nya negara percaya kita bahwa kita sudah bisa memilih sendiri, mempertimbangkan sendiri keputusan kita. Disinilah aku, memilih untuk teguh pada pilihanku sejak awal, tidak peduli seberapa banyak suara miring tentang si nomer 2 di sekitar ku.
Lalu apa yang membuatku menjatuhkan pilihan ku dan kukuh menetap disana? Tanpa bermaksud mempengaruhi pilihan kalian, akan kujabarkan alasanku.
Aku percaya pada tokoh2 penting yang berada di belakang pasangan nomer urut 2. Tidak menjanji2 kan kursi, biarkan para toko itu datang sendiri. Lalu ada Anies Baswedan datang. Sosok yang tenang, dan cukup menjanjikan. Lalu ada juga Abraham Samad. Aku percaya di tangan2 mereka,Indonesia akan tergiring ke arah yang lebih baik. Apa hanya itu alasanku? Membicarakan tentang kebencian, sekali lagi, tanpa bermaksud mempengaruhi pilihan kalian dan menjelek2 kan kubu lawan, sudah lama aku kurang sreg dengan salah satu partai pendukung sang macan. Kenapa? itu semua berawal dari keluarga petinggi partai tersebut, yang menguasai PSSI dan mengabaikan persepakbolaan negeri ini hanya untuk kepentingan politis, mereka yang mengaku mencintai sepakbola malah 'menjual' sepakbola negara ini demi kepentingan partai nya dan golongan nya. mungkin sudah banyak orang yang tahu tentang ini.
Karna pada akhirnya ini semua tentang pilihan dan keyakinan. Semua orang berhak memilih dan memegang teguh keyakinan nya sendiri tanpa intervensi individu lain. Tanpa mempengaruhi dan di pengaruhi. Setiap individu harus merdeka dalam menentukan sikap dan pilihannya. Disini aku tetap teguh memilih 2 diantara satu.
Akhir sekali, mari kita mengakhiri pesta ini dengan sebuah doa, doa untuk Indonesia lebih baik. Siapapun yang kelak akan terpilih, InsyaAllah sosok pilihan tersebut dapat membawa Indonesia kearah yang lebih baik dan bahkan sangat baik, karna perjalanan yang sempat terhenti akan segera di mulai kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar