Jogja pagi ini syahdu banget. Kesyahduan yang bikin aku, cowok paling melankolis diantara beberapa kelompok pertemanan yang aku punya, mengingat-ingat semua hal yang pernah aku lakuin. Sebagai tambahan, aku menikmati kesyahduan pagi ini ditemani sebuah bahan bacaan, cerita bersambung di salah satu forum berbagi cerita di Internet. Aku membaca karya sang penulis yang sudah aku baca cerita-cerita sebelumnya sejak tahun 2016. Otomatis, di momen ini, pikiranku langsung terbang gitu aja ke tahun 2016.
Setiap tahun pasti memiliki kesan tersendiri buat aku karena pasti ada cerita yang tidak semudah itu akan aku lupakan, cerita yang akan menghiasi hari-hari ku nanti kedepan dan tahun 2016 ini aku sebut sebagai tahun yang membuka aku ke dunia luar. Tahun yang paling signifikan merubah ku, cara bergaul ku dan bagaimana aku memandang dunia. Tapi di post kali ini, aku akan menceritakan tahun 2016 melalui sudut melankolis, melalui narasi-narasi pengenangan.
Perubahan itu dimulai pada bulan Maret. Iya, sudah genap dua tahun rupanya. Saat itu, seperti yang udah aku ceritain di post-post blog ku sebelumnya, aku putus dari Dian dan itu membuat prioritasku dan bagaimana aku menghabiskan waktu menjadi bergeser. Sebelumnya, waktu ku untuk pacaran dengan Dian, juga mengurus beberapa event di kampus. Tapi setelah putus, aku jadi lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman di kampus, fokus pada Forum Olahraga Fisipol dan kembali lagi menjadi kader aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia.
Di mulai bulan Maret itu, aku merasa seolah hidup kembali dan aku merasa, dunia kuliah ku baru benar-benar dimulai. Hampir setiap hari aku barengan sama Daniel, Syihab, Yoga, Raka, Ajik, Putra, Apol, Nanda nongkrong bareng. Entah di kantin, sudut-sudut kampus lain, atau di kontrakannya Syihab dan Yoga. Menghabiskan malam dengan melakukan hal-hal yang remaja cowok lakukan sambil dengerin lagu-lagu band indie yang kebanyakan belum pernah aku denger lewat speaker yang dulu ada di kamar Syihab.
Bulan April dua tahun lalu gak kalah menyenangkannya, apalagi 12 April, ulang tahunnya Daniel. Sejak awal April aku rutin chat sama salah satu cewek cantik di SMA, sebut aja namanya Sheila. Kita sama-sama suka nonton film menye-menye, sama-sama suka nonton tvseries nya Net tv dan aku ngerasa kita nyambung. Di tanggal 12 April, aku dan dia pergi keluar untuk pertama kali nya. Kita makan di McD Jombor lalu ke rumahku, nonton film Magic Hour. Trus di tengah-tengah nya nonton Syihab sama Daniel ke rumah wkwkw mereka kira aku udah gak pergi sama Sheila. Akhirnya mereka cuman nongkrong gak jelas di teras rumah sambil ngerencanain mau main di sungai deket rumah tapi gajadi.
Dua belas April malam ini momen favoritku. Kita kumpul di rumah Nanda buat ngasih surprize ulang tahun nya Daniel. Jadi tadi habis dari rumahku, Daniel sama Syihab pergi lagi gak jelas kemana. Trus malem nya kita kerjasama sama Marda, pacarnya Daniel, jadi di deket rumah Nanda si Marda pura-pura nya motor nya mogok trus dia nelpon-nelpon Daniel buat dateng. Pas Daniel dateng, kita keroyok dia, kita iket di sebatang pohon trus kita lemparin dia berbagai macam hal. Mulai dari pipis yang di plastikin, tepung, telur, dan lain sebagainya. Man, that was funny and memorable as fuck. Habis itu Daniel lepas dari tali nya trus malem-malem kita kejar-kejaran gitu di sebuah daerah yang sepi banget, sampe hampir dimarahin satpam. Astaga seru banget.
Di bulan Maret-April 2016 itu orang tua ku juga sering ke luar kota dan mereka sering banget nginep rumahku. Oiya, setelah surprize ulang tahun Daniel itu, kita sepakat buat tidur di rumahku dan sampe rumahku kita gak langsung tidur tapi ada yang nge pes ada yang ngapain ada yang ngapain blablabla gitu, padahal besok nya UTS. Trus bener aja, uts nya setengah 8, jam 07.15 pada belum bangun, dan aku baru banget bangun. Trus buru-buru mandi dan bangunin mereka semua. Jam setengah 8 kurang dikit, si Syihab bukannya cepet-cepet siap-siap tapi malah ngerengek ngeluh kenapa ujian pagi huahaha. Akhirnya jam 8 lewat kita baru sampe kampus. Nice. Untung masih boleh masuk karena belum ada yang keluar ruangan ujian.
Mei 2016 tidak kalah menyenangkan. Aku, Syihab, Yoga, sama Daniel pergi ke Gresik dan Surabaya naik mobil sama Pak Garin. Lagi, itu perjalanan yang menyenangkan banget. Satu yang terfavorit. Ya pada dasarnya setiap perjalanan itu pasti ada tempat tersendiri di hati ku.
Banyak banget sebenernya momen tahun 2016, yang membuka hidup ku, merubah diriku yang rasanya terlalu banyak untuk aku sebutin. Aku berubah dari sosok yang selalu insecure, tidak percaya diri, tidak tahu dunia luas, menjadi sosok yang bodo amat sama pendapat orang, tidak sebaperan dulu, dan jadi tahu lebih banyak tentang hidup.
Sayangnya 2016 ditutup oleh dua buah patah hati besar. Pertama, kita kalah dalam mencalonkan diri sebagai presiden Korps Mahasiswa Politik Pemerintahan. Sebenernya mengundurkan diri, tapi yang tercatat kan kekalahannya. Trus yang kedua, Timnas Indonesia kalah di final piala AFF 2016. Sakit.
Yang membuat aku berpikir, damn! itu adalah, semua itu udah terjadi 2 tahun yang lalu. Bos, dua tahun itu bukan waktu yang sebentar. Kalo dipikir-pikir ya, waktu aku kenal sama temen-temen kuliah bulan Maret-April 2016 dari sejak kita kenal di bulan Agustus 2015 itu lebih singkat dibanding sekarang, yang kita udah kenal hampir 3 tahun. Tapi dari tahun 2016 sampai sekarang, aku ngerasa itu berlalu cepet banget dan jangka waktu mulai kenal sampe Maret-April 2016 kayak lebih lama dari sekarang.
Itu berarti juga selama dua tahun aku sukses tidak jadi apa-apa. Kondisiku dua tahun lalu sama sekarang masih sama banget. Tidak ada pendapatan rutin, tidak ada kerjaan, dan tidak terlalu produktif. Padahal, aku selalu membayangkan hidupku setahun, dua tahun lagi itu bisa menjadi sebuah perubahan besar. Mulai menggapai apa yang aku cita-cita kan. Dua tahun itu bukan waktu yang sebentar untuk tidak menggapai itu.
Bandingin sama Gabriel Jesus, pemain sepakbola asal Brazil. Tahun 2014 waktu negara nya jadi tuan rumah Piala Dunia, dia masih bantu-bantuin ngecat jalanan. Trus tahun 2015 dia dapet kontrak profesional pertamanya bareng Palmeiras. Tahun 2017 dia gabung ke raksasa kaya dari Inggris, Manchester City dan semalam, dia mencetak gol tunggah buat menangin Brazil atas Jerman yang 4 tahun lalu ngalahin Brazil 7-1 dan kala itu, aku yakin Gabriel Jesus masih nobody yang liat di televisi bagaimana negara nya di bantai dan dalam waktu 4 tahun ia bisa jadi penentu kemenangan negara nya atas lawan yang sama. Tidak hanya Gabjes, banyak sekali contoh bagaimana dunia begitu baik terhadapnya dan merubah hidupnya dalam waktu sekejap.
Beberapa hari yang lalu aku menulis, "Aku terlukai ambisi dan mati ditangan mimpi ku sendiri." Beberapa paragraf terakhir cukup menjelaskan arti dari tulisanku itu. Karna sudah satu tahun ini aku setiap hari diliputi mimpi dan ambisi yang masih sulit aku gapai karena beberapa faktor dan akhirnya membuat ku seperti dikejar-kejar sesuatu yang menakutkan setiap hari nya.
Yang jelas, melalui tulisan yang tidak terlalu berfaedah ini, tujuanku dua hal. Pertama mengenang sekaligus mengusir perasaan nostalgia itu di dalam diriku melalui tulisan, yang kedua, tulisan ini juga sebuah self reminder kalau aku sudah melewati 2 tahun dengan mimpi yang belum terwujud. Jangan sampai, Maret atau April tahun depan kondisiku masih sama seperti ini. Jangan, jangan sampai.
Sebuah blog yang berisi cerita-ceritaku, mulai dari yang fiksi, kisah nyata, hingga karya berbentuk puisi. Selamat membaca!
Selasa, 27 Maret 2018
Sabtu, 03 Maret 2018
Kepada Kamu yang Sudah Memilih Untuk Tidak Bersamaku
Aku sudah siap jika pada akhirnya aku dan kamu tidak menjadi kita. Aku sudah siap jika pada akhirnya, semua tentang kamu dan semua tentang ku hanya sekedar masa lalu. Semua yang sudah pernah kita usahakan, sedari dulu sampai langkahku terhentikan, aku relakan berlalu dan pergi bersama angan. Aku akan menutup buku ini, semua mimpi yang aku tulis disini aku akhiri.
Tapi satu hal yang mengganggu setiap tidurku adalah justru hidupmu setelah aku. Bagaimana jika pada akhirnya, orang yang kamu pilih untuk menemani hari-hari kedepan tidak bisa menjaga mu sepenuhnya? Bagaimana jika kemudian dia lebih sering menyakiti indah mu, dan memaksa tangis keluar dari mata yang selalu menenangkan ku itu? Aku takut perlahan senyum mu hilang bersama nya. Senyum yang aku jaga sepenuh hati agar tetap menghiasi hari-hari. Tidak akan aku ampuni satu pun manusia yang menghapus itu, menghapus bahagia mu.
Meskipun harapan kita sudah pupus, tapi aku masih ingin selalu menjaga hati yang teduh, hati yang tidak pernah berhasil mengecewakanku, hati yang aku jamin, tidak akan pernah aku patahkan seumur hidup. Kepada laki-laki yang kelak mendampingimu, yang kelak mengisimu, kau harus tau betapa suci nya wanita yang membangkitkan mimpi itu. Kau harus tau betapa behagia aku ketika wanita terindah itu tersenyum, bukan menangis.
Kepadamu, yang selalu berhasil membuatku menjadi seseorang yang lebih baik, aku harap kamu bisa menemukan seseorang yang menjaga cinta, tidak hanya sekedar ego belaka. Cinta yang sudah kita bangun dulu, jangan kau pasrahkan kepada laki-laki manapun yang berniat mematahkan hatimu. Sungguh, puluhan malam sendu ku tanpamu, tak satupun malam tanpaku memikirkanmu. Sekali lagi, biarkan aku tenang dengan hidupku, pilihlah laki-laki yang tak menyakitimu. Jika sampai hati yang mulia itu terluka, katakan padaku, aku pastikan, ia akan merasakan sakitnya, puluhan kali lebih sakit daripada yang sudah ia lakukan kepadamu.
Kepada kamu, yang sudah memilih untuk tidak bersamaku, aku melepaskanmu sepenuhnya. tapi mengertilah, aku akan selalu ada, kamu tahu kan harus mencariku dimana? Datanglah, jika pada akhirnya petualanganmu tanpa diriku itu adalah sebuah luka.
Tapi satu hal yang mengganggu setiap tidurku adalah justru hidupmu setelah aku. Bagaimana jika pada akhirnya, orang yang kamu pilih untuk menemani hari-hari kedepan tidak bisa menjaga mu sepenuhnya? Bagaimana jika kemudian dia lebih sering menyakiti indah mu, dan memaksa tangis keluar dari mata yang selalu menenangkan ku itu? Aku takut perlahan senyum mu hilang bersama nya. Senyum yang aku jaga sepenuh hati agar tetap menghiasi hari-hari. Tidak akan aku ampuni satu pun manusia yang menghapus itu, menghapus bahagia mu.
Meskipun harapan kita sudah pupus, tapi aku masih ingin selalu menjaga hati yang teduh, hati yang tidak pernah berhasil mengecewakanku, hati yang aku jamin, tidak akan pernah aku patahkan seumur hidup. Kepada laki-laki yang kelak mendampingimu, yang kelak mengisimu, kau harus tau betapa suci nya wanita yang membangkitkan mimpi itu. Kau harus tau betapa behagia aku ketika wanita terindah itu tersenyum, bukan menangis.
Kepadamu, yang selalu berhasil membuatku menjadi seseorang yang lebih baik, aku harap kamu bisa menemukan seseorang yang menjaga cinta, tidak hanya sekedar ego belaka. Cinta yang sudah kita bangun dulu, jangan kau pasrahkan kepada laki-laki manapun yang berniat mematahkan hatimu. Sungguh, puluhan malam sendu ku tanpamu, tak satupun malam tanpaku memikirkanmu. Sekali lagi, biarkan aku tenang dengan hidupku, pilihlah laki-laki yang tak menyakitimu. Jika sampai hati yang mulia itu terluka, katakan padaku, aku pastikan, ia akan merasakan sakitnya, puluhan kali lebih sakit daripada yang sudah ia lakukan kepadamu.
Kepada kamu, yang sudah memilih untuk tidak bersamaku, aku melepaskanmu sepenuhnya. tapi mengertilah, aku akan selalu ada, kamu tahu kan harus mencariku dimana? Datanglah, jika pada akhirnya petualanganmu tanpa diriku itu adalah sebuah luka.
Langganan:
Postingan (Atom)