"Melihat tawamu, mendengar senandungmu..." Lagu yang sama termainkan berulang kali di mobil yang sama, bersama orang-orang yang sama. Saat ini apa yang aku inginkan hanya mengutuk dunia, juga diriku sendiri.
Sebelumnya perkenalkan, namaku Adam. Aku mahasiswa semester dua yang sedang terluka. Akhir-akhir ini dunia berputar puluhan kali lebih cepat. Pikiranku melayang kemanapun ia mau. Semua yang membebaniku dimulai tepat minggu lalu.
Hari itu Selasa, tanggal 26 April dan seperti biasa, kuliah menyita waktu ku. Aku adalah mahasiswa semester dua di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Jurusannya? Biar menjadi rahasia. Yang jelas, kultur di jurusan ini selalu panas. Beruntung aku mempunyai teman-teman dekat yang baru aku kenal diawal kuliah seperti Angga, Ali, Fandi, Bagas, Kus, dan Dwi.
Hari ini tidak jauh beda. Seperti kebiasaanku dan teman-teman, waktu kuliah adalah waktu paling baik untuk mengeluh. Entah siapa yang harus disalahkan tapi pada akhirnya kami menyadari kalau kuliah itu tidak harus didalam kelas. Ilmu bisa kita dapatkan dimanapun dan kapanpun kita mau. Ya, meskipun itu lebih ke pembenaran diri atas pembolosan masal yang biasa kami lakukan. Seperti hari ini juga, pada akhirnya kantin adalah tempat kami berkuliah, bukan kelas.
"Cewek mana lagi itu yang kamu mainin?" Angga mengusik ku ketika sedang asik berbincang dengan wanita-wanita cantik incaranku di sosial media. Perlu kalian ketahui, aku tidak bisa berkomitmen dengan satu wanita saja. Naluri lelaki ku membuatku merasa di umur yang masih muda ini, belum waktu nya untuk serius. Yang ada hanya bersenang-senang.
"Duh, yang mana ya, ngga. Bingung nih, ada banyak." Pamerku sembari menyodorkan telepon genggamku untuk diliat Angga dan teman-teman lain yang langsung disambut dengan cemoohan iri dari mereka. Aku hanya tertawa bangga.
"Mbok kamu tu tobat, atau paling enggak bagi-bagi, kasian tu lho Fandi cuman bisa iri, ngejar cewek dari dulu gak dapet-dapet." Ujar Ali yang entah ditujukan untuk mengejek ku atau Fandi, temanku yang lain lagi, yang jelas begitu kata-kata Ali keluar, semua nya langsung menertawakan Fandi. Yang di tertawakan hanya menggaruk rambut nya yang tidak gatal sembari tersenyum pasrah.
Aku dan Fandi ini memang bagai langit dan bumi. Hidupku dikelilingi banyak wanita, sedangkan Fandi selalu gagal mendekati wanita. Secara fisik, ia tidak buruk-buruk amat, ya jauh sih kalo dibandingin aku, haha. Tapi semua yang jadi masalah adalah kemampuan komunikasi nya. Dia selalu gagu kalau sudah berhadapan dengan wanita idamannya. Gimana mereka bisa mau kan kalo gitu?
Selebihnya, kami menghabiskan waktu dengan merokok di kantin kampus sembari menunggu waktu untuk absen. Di fakultas kami, absen kuliah sudah memakai teknologi finger print yang bisa kami lakukan 15 menit sebelum dan sesudah kelas. Kebetulan tadi kami sampai disini ketika jam kelas sudah dimulai sehingga kami harus menunggu kelas selesai untuk melakukan absen.
"Kamu mau kemana dam habis ini?" Tanya Angga ketika aku dan yang lainnya sudah selesai melakukan absen dan beranjak keluar kelas. "Mau jalan nih sama anak FEB yang aku ceritain kemarin." "Juh, emang beruntung banget kamu." Ujar Fandi terlihat sekali iri. "Yaudah ya, aku duluan." Jawabku tersenyum bangga. Aku selalu merasa bangga sebagai lelaki jika menaklukkan banyak wanita, itu seperti sudah tertanam kuat di pikiranku sedari aku SMA.
Masa SMA ya, haha. Aku bersekolah di salah satu SMA Swasta berbasis Islam yang cukup terkenal dengan kemampuan materil siswa-siswa nya dan disini, hobi ku mendekati banyak wanita dan berganti-ganti pasangan just for fun, dimulai. Jika kalian bertanya apakah aku pernah berpacaran yang serius dalam artian aku mencurahkan semua perhatian, iya pernah. Sewaktu SMP sampe awal SMA. Waktu itu,,,, ah ngapain juga aku mikirin tentang itu. Gatau ya kenapa akhir-akhir ini tiba-tiba selalu aja keinget mantanku waktu SMP dulu. Freak banget nih otakku. Udah lah lupain dulu Dam, ini kan kamu mau seneng-seneng.
Ketika sedang asik-asiknya memperhatikan pengamen di sebuah lampu merah, earphone yang aku pakai tiba-tiba memainkan musik keras yang membuat aku kaget sendiri. Sialan, sebuah telpon ternyata. Dari Andre, temen SMP dan SMA ku. Ngapain, tumben banget.
"Halo Andre my man. Ngapain cuk tumben banget telpon ni orang." Sapaku bersemangat, meskipun bertanya-tanya juga sih. "Mmmm.. kamu udah denger beritanya belum, Dam?" Duh apaansih ini, serius banget nada bicaranya Andre. "Kenapa, cuk?" Tanyaku. "Kamu inget Carol?" Mantanku waktu SMP-SMA yang aku ceritakan tadi. Kenapa dia? Mau nikah? Duh kok mikir itu aja aku jadi deg gimana gitu ya.
"Inget lah, kenapa woi? Berita apa?" "Oh.. jadi belum denger ya.. Aku kira kamu udah denger duluan." "Kenapa sih, buruan woi. Lagi di lampu merah nih aku, jangan bikin aku teriak-teriak sampe diliatin orang, dong." "Hmmm.. dia tadi pagi... meninggal, Dam." MENINGGAL, DAM. meninggal, dam. Carol, Carol yang itu kan? Yang dulu selalu ngeliatin aku sambil senyum manis banget. Carol, carol yang itu kan?
"Halo, Dam, woi, dam." Aku tidak tahu sudah diam berapa lama, yang jelas lampu didepan sudah hijau dan bunyi klakson dibelakangku sudah terdengar. Aku memajukan pelan motorku masih dengan tatapan kosong, aku masih belum bisa berbicara apapun. Carol yang itu, kan?
"Kamu... serius?" Tanyaku lemas setelah berhasil melewati perempatan mengerikan itu dan menepikan motorku. "Iya, Dam..." "Trus sekarang Carol nya dimana?" "Baru aku mau bilang, jenazah nya lagi mau dipulangin dari Bandung ke Jogja ini. Mungkin Seblum asar nanti udah sampe. Ayo layat bareng sama temen-temen." Aku masih lemas. Aku laki-laki dan aku jarang menangis karena wanita, bahkan tidak pernah. Tapi siang ini, aku di pinggir jalan raya yang ramai menitikkan air mata. Keramaian yang tiba-tiba menyepikan. "Yaudah, nanti ketemu di tongkrongan ya. Aku langsung kesana aja sekarang." Kataku akhirnya setelah setengah mati menahan isakan kemudian kututup telpon nya.
Sedari aku tutup telponnya sampai detik ini, aku selalu membayangkan bagaimana nanti jika aku berhadapan dengan jenazahnya. Sebuah pertanyaan yang saat ini terjawab. Apa yang aku rasa? Hancur. Aku bahkan tidak sempat melihat sosok nya untuk terakhir kali. Iya sedari ia datang sampai sekarang, kain kafan membalut tubuhnya yang pernah aku peluk dengan bahagia itu. Mau tidak mau, selain lagu Semua Tentang Kita nya Peterpan, memori ku dan dia terus bermain di pikiranku.
Melihat sosok nya dengan kain putih tidur di hadapanku semakin membuatku ingat bagaimana kasih sayang seutuhnya yang dulu ia beri padaku. Tentang tawa nya, tentang sikap nya yang manis, tentang kesabarannya menghadapiku, tentang semua kesabarannya mengajariku tentang hidup. Tiba-tiba aku ingat dengan jelas bagaimana ia tersenyum dan memanggil namaku. Ia selalu memiringkan kepala nya ketika menyambutku datang sembari memanggil histeris. "Adam!" Aku masih ingat betapa cantiknya ia disaat acara wisuda smp ku. Kita berdua tersenyum kearah kamera malu-malu. Gestur kita cukup kaku, tapi saat itu kita tahu kalau hati kita saling menyahut.
Tiba-tiba aku teringat dari semua wanita yang ada di hidupku selain ibuku, dia adalah yang terbaik. Yang paling sabar, yang tidak banyak menuntut, tidak pernah marah-marah tidak jelas. Dari sekian banyak wanita mau aku manja, hanya dia yang dewasa. Dia manja terhadapku dengan caranya sendiri, cara yang dewasa dan aku sayang sekali kepadanya.
Lalu mau tidak mau aku mengingatnya, kejadian yang mungkin merusak dirinya. Kejadian yang membuat nya meninggalkan Jogja. Selepas lulus Sekolah Menengah Pertama, kita berbeda sekolah. Dia masuk ke sekolah negeri favorit di kota ku. Pada awalnya kita masih rutin bertemu seminggu dua sampai tiga kali. Namun lama-lama, aku tergoda dan sengaja menjaga jarak. Aku tergoda belasan wanita di sekolahku, belum sekolah-sekolah lain. Iya, tidak bisa dipungkiri pergaulanku semakin luas dan semakin lama orientasi ku mulai berubah. Aku menjadikan wanita hanya sebagai tempat bersenang-senang saja. Sementara Carol? Aku mulai tidak menganggapnya penting. Aku menjajarkan dia dengan wanita-wanita yang bisa aku goda kapan saja yang aku harap Carol tidak mengetahui nya.
Tapi sepintar-pintar nya aku menyembunyikan, dunia itu sempit, man! Apalagi Jogja. Kejadian itu terjadi begitu saja. Carol sakit hati dan pergi. Aku tenang-tenang saja. Masih banyak wanita yang menunggu untuk aku bahagiain. Ngapain harus susah-susah karena satu cewek, kan? Carol pindah ke Bandung tidak lama setelah itu. Aku mengucapkan salam perpisahan pun tidak. Ia juga gak pamit kok, gimana lagi?
Tapi ya namanya manusia normal, semakin lama kamu semakin merindukan sesuatu yang sudah lalu dan ketika kamu benar-benar kehilangannya untuk selamanya, segala rasa itu akan ada. Sedih, sesal, marah, kecewa, semua perasaan negatif itu singgah.
Setelah dari pemakaman yang menyedihkan itu, aku hanya bisa datang kerumah Fandi, orang paling mellow di antara yang lain dan malam itu, aku, ditemani Fandi, menjadi lelaki paling menyedihkan. Aku bersalah dan bahkan kata maaf belum aku ucap sampai ia pergi. Mungkin kata maaf itu adalah sesuatu yang dia butuhkan, dan aku baru bisa mengucapnya ketika ruh sudah tidak ada di raga, di depan liang lahat nya. Entahlah, mungkin selama nya aku akan merasa bersalah.
"...terlihat jelas di mataku warna-warna indahmu, menatap langkahmu meratapi kisah hidupmu, terlihat jelas bahwa hatimu... Anugerah terindah yang pernah kumiliki."
Pada akhirnya lagu itu mengantarkan ku, Fandi, Angga dan Ali ke Bandung. Mencoba menatap kembali langkahnya disana, menyusuri sisa hidupnya dan melihat sisa tawa yang ia bagi pada sekitarnya.
Sebuah blog yang berisi cerita-ceritaku, mulai dari yang fiksi, kisah nyata, hingga karya berbentuk puisi. Selamat membaca!
Rabu, 25 April 2018
Senin, 23 April 2018
Mengapa Januari Selalu Disini
Aku udah lama banget pengen nulis ini, bahkan sejak orang yang aku kagumi sekaligus "temen" ku tereliminasi dari Indonesian Idol sekitar beberapa waktu yang lalu, tapi gak jadi-jadi. Di pagi yang cerah seletah tadi malam episode terakhir Indonesian Idol 2018 ini aku berpikir, mungkin ini saat nya aku cerita. Awalnya aku pengen cerita ini untuk mengobati kesedihanku waktu dia keluar, tapi sekarang udah gak sedih, jelas. Motivasiku nulis ini? Gapapa pengen aja. Pengen berbagi kisah paling membahagiakan di awal tahun 2018 ini.
Oiya aku peringatkan dulu ya, ini bakal sangat panjang jadi mohon kebijaksanaannya dalam menyikapi haha. Selamat membaca.
Cerita nya aku mulai dari awal banget. Pertama kali aku nonton Indonesian Idol 2018 di tv. Waktu itu, aku pulang dari Surabaya dan Scema, rumah produksi ku dan teman-teman, rencananya bakal ada rapat tapi sayangnya gajadi soalnya hujan. Meskipun Scema gak jadi, tapi tiba-tiba Simbah, salah satu anak Scema, dateng ke rumah. Hari itu hari Selasa 26 Desember 2017. Waktu aku sama simbah gabut dan kita inget kalo hari itu ada Indonesian Idol trus kita nonton deh, meskipun itu bukan episode pertama. Nah sejak episode itu, aku jadi tertarik buat nonton Indonesian Idol lagi. Apalagi setiap aku liat trending youtube, yang nomer satu itu peserta audisi yang namanya Marion Jola dan berhari-hari menghiasi trending sampe suatu hari pada akhirnya aku mutusin buat nonton video dia audisi yang gak sempet aku tonton di tv itu. Yang terjadi setelahnya adalah candu. Aku nyari video cover dia nyanyi, vlog nya dia di youtube, dan juga instagram nya. Aku nonton dia live instagram, liat story nya dia, reply story nya dia, dan nonton dia di Indo Idol sebagai seorang fans.
Sampe akhirnya di pertengahan Januari 2018, aku bakal ke Jakarta, mau nonton Timnas Indonesia lawan Timnas Islandia di Stadion Gelora Bung Karno yang baru dan posisi nya, aku lagi tergila-gila sama Marion Jola dan mungkin, inilah sifat dasar ku, kalo perhatian sama orang itu gak pernah setengah-setengah, makanya aku pengen banget dateng ke Jakarta tidak dengan tangan kosong, aku pengen bawain kado buat dia, buat Lala.
Setelah tekad sudah bulat, aku mikir-mikir nih, kasih kado apa ya buat dia, yang berkesan gitu. Awalnya aku mau bikin buku custom gitu di setiap halamannya ada kata2 mutiara gitu. Tapi setelah aku konsultasi sama Yoga, temenku, dia bilang nanti kalo buku malah cuman di buang, dia saranin buat beli baju atau sepatu yang lucu-lucu gitu. "Kamu besok selo? Temenin aku cari kado nya yuk?" "Jamberapa? Aku temenin." "Sore aja yaa." oke, nice, besok setidaknya satu kado dapet.
Oiya, selain konsultasi sama Yoga, aku juga nanya di group kelompok bermain ku waktu SMA yang masih aktif sampai sekarang. "Eh aku minta pendapat dong, tolong dijawab yaaa. Aku pengen ngasih kado buat salah satu kontestan indonesian idol, enak nya aku kasih apa ya?" pahitnya sampe puluhan menit kemudian yang muncul cuman tulisan read by sekian orang dan tidak ada balasan. Sampe akhirnya satu persatu balasan muncul, "Gila banget, kamu udah terlalu gila, Ren." "Mending ngasih orang yang kamu kenal aja, Ren. Lebih berfaedah. Paling juga ujung-ujungnya yang kamu kasih itu enggak dipake." trus yaudah deh aku putus asa, bahkan aku sampe nge unsend pesan ku itu soalnya malu wkwkw untung udah ada Yoga yang mau nemenin cari kado.
Jadilah besok sore nya aku dan Yoga ketemuan dan kita berangkat ke salah satu daerah di Demangan yang isinya memang distro-distro semua. Kata Yoga, pacarnya beberapa hari yang lalu dari sana dan ada toko yang bajunya lucu-lucu gitu. Sayangnya Yoga gatau nama toko nya apa. Jadilah kita bolak-balik masuk keluar toko cuman buat nyari baju-baju cewek. Gagal, di Jalan Cendrawasih ini kebanyakan baju cowok. Akhirnya kita ke daerah Demangan sisi yang lain setelah jalan pake mobil di beberapa jalan besar, kita masih belum nemu. Ditengah keputus asaan, aku sama Yoga coba nyari ke daerah Demangan agak ujung dan akhirnya ketemu juga sebuah butik aku lupa namanya apa wkwkw tapi dari tampilan luar nya aja udah lucu banget.
Akhirnya aku sama Yoga masuk kesana dan aku yakin deh bagi cewek-cewek ini pasti bakal jadi surga mereka. Sama kayak aku kalo ke toko yang semua nya berhubungan dengan bola. Karena terlalu banyak nya pilihan disini, aku sampe bingung banget. Cuman mondar-mandir kesana kemari. Yoga udah nunjukin beberapa yang menurut dia lucu tapi bagi ku masih kurang. Satu yang aku pegang, aku harus nyari baju warna merah karena aku tau Lala suka warna merah.
"Coba deh kamu tanya mbak nya yang jaga. Baju warna merah yang cocok buat dia yang mana." Yoga mencoba menjawab kebingunganku. "Aku bilang gitu yang cocok buat Marion Idol?" Aku mengerutkan kening. "Gak ah malu." Jawabku kemudian. "Udah gak papa, kasih liat aja fotonya." "Coba aku liat instagramnya." Lanjut Yoga yang aku respon dengan mengeluarkan telepon ku dan mengetik @lalamarionmj di kolom search Instagram.
"Coba deh kamu tunjukkin ke mbak yang jaga foto ini, trus kamu minta pendapat baju yang mana yang cocok." Yoga memperlihatkan ku sebuah foto Lala dengan dress berwarna merah. "Yaudah deh." Kemudian aku mendatangi mbak nya dan bertanya seperti yang diusulkan Yoga. Dari situ, aku dan mbak-mbak penjaga terlibat dialog dengan jenis baju yang disukai objek di foto. Ya aku gatau, ketemu aja belum, kenal aja enggak wkwkw. Tapi dari foto itu mbak nya dan aku sama-sama menyimpulkan dia suka pakai potongan semacam dress gitu. Akhirnya aku diantar ke deretan baju-baju dress dan mbak nya menawarkan dua baju. Setelah cukup lama menimbang-nimbang akhirnya aku memutuskan untuk mengambil salah satu diantaranya. Soalnya kalo ngambil dua-dua nya tekor juga aing.
Aku gak bisa mendeskripsikan baju nya kayak apa, yang jelas menurutku sih oke. "Semoga aja Lala juga suka, deh."
Malam nya aku pulang dengan perasaan lega. Aku berangkat ke Jakarta masih lusa. Besok aku pake buat bungkus baju ini biar proper sampe tiba-tiba ada pesan di Line dari Sita, salah satu anggota group temen bermain SMA ku yang aku ceritain tadi. "Ren aku punya ide kado buat Lala." "Apa sit?" Balasku semangat. "Kamu beliin Atlas trus kamu tempelin sticky note tulisannya "Semoga suara mu bisa didenger keseluruh dunia, ya!"" Bagi sebagian orang mungkin ini ide yang aneh tapi bagiku, ini lucu banget sumpah wkwkw "Gilak lucu banget idemu wkwkw oke makasih banyak ya sit!" dan setelah membalas pesan dari Sita itu aku sibuk memikirkan perkembangan ide seperti apa dari ide dasar nya Sita tadi. Akhirnya aku menemukan, aku bakal nempelin kertas putih di setiap halaman Atlas yang menampakkan gambar yang ada hubungannya sama Lala, juga gambar peta dunia. Kertas putih itu bakal aku tulisin sesuatu.
Pagi hari tiba. Aku semangat banget hari ini. Selain karena ini H-1 aku ke Jakarta, hari ini aku bakal cari dan bikin kado tambahan buat Lala. Dimulai dengan ke toko buku cari atlas, trus ke Hartono Mall cari kotak kado, potong rambut biar kalo di Jakarta ketemu Lala aku bisa keren an dikit lah wkwkw dan terakhir membuat kado itu, di rumah.
Waktu aku di toko buku, aku sadar ternyata atlas kalo di tempelin kertas putih bakal susah gitu. Akhirnya aku mikir ide lain. Oke, aku bakal beli atlas dan buku tulis agak gede gitu. Tenang, buku tulisnya bukan gambar power rangers atau tokoh Frozen, kok. Nah nanti gambar-gambar peta di Atlas yang aku mau bakal aku gunting dan tempel di buku nya. Waktu aku udah nemu dua barang nya dan mau bayar ke kasir, aku inget kalo aku gapernah punya bolpen. Kalo kuliah gapernah nyatet, kalo nyatet pun pinjem temen wkwkw akhirnya aku beli sebuah bolpen berwarna biru. Bolpen yang kelak menjadi bolpen kesayanganku selama berbulan-bulan tapi sayang seminggu setelah Lala tereliminasi, bolpen nya ilang. Sedih banget.
Singkat cerita, aku udah ada di Hartono Mall buat cari kotak kado nya. Oiya, sampe saat ini aku kalo ke Hartono Mall pasti langsung inget aku siang itu. Gatau ya, karena momen itu terlalu berkesan aja mungkin. "Mbak, aku mau cari kotak kado yang muat buat dua kado ini." Kemudian aku menunjukkan buku dan baju tersebut. "Mari mas saya tunjukkan." Disana ada kotak berwarna merah dan hijau. Karena aku dan Lala suka warna merah, aku tentu saja pilih warna merah. Sayang, kotak nya kekecilan. Yasudah, akhirnya aku beli kotak warna hijau saja kemudian pulang.
Dengan kemampuan menggunting, ngelem ((ngelem)), dan menulisku yang lebih parah dari anak kelas 3 SD, bisa menyelesaikan buku ini adalah sebuah prestasi. Ya meskipun gak ada rapi-rapi nya sama sekali wkwkw Jadi di buku itu aku tempelin peta NTT, Jakarta, Indonesia, Asia, Amerika Utara, Eropa, Australia, Afrika, dan bendera-bendera di dunia.
Di buku itu aku bikin cerita dari Lala lahir, lalu 17 tahun kemudian ikut Idol, viral, menjadi trending topic, bisa melewati babak specta (aku gak tulis dia sampe berapa besar, atau dia juara atau enggak), rekaman di Indonesia dan beberapa tahun kemudian ada produser luar yang tertarik buat bikinin album buat Lala. Tapi sebelumnya Lala ngeluarin single sama Camilla Cabello yang memuncaki chart tangga lagu di Asia. Sayangnya dalam proses pengerjaan album internasional tersebut Lala diterpa gosip yang parah dan banyak orang yang akhirnya berubah dari fans jadi haters. Lala terpuruk tapi kemudian akhirnya dia bisa bangkit dan menyelesaikan album tersebut. Di piala dunia 2022 Lala yang mengisi theme song nya sampe akhirnya suara nya bisa benar-benar didengar di seluruh dunia. Pegel nulisnya. Tulis tangan wkwkw Semoga dengan tulisan yang berantakan in Lala bisa baca. Oiya aku sengaja gak nulis sosial media dan nama panggilanku disana. Sebagai penutup buku itu aku kasih sebuah puisi dan aku tulis "- Muhammad R. Fandelika- Your biggest fan and your future friend." Kenapa? Soalnya aku tulus dan iklas ngelakuinnya tanpa perlu dia notice aku siapa ig ku apa blablabla karena yang penting itu esensi nya, dukunganku buat dia. Akhirnya, kado udah siap. Tinggal tidur, bangun, dan berangkat. Eh packing dulu, lupa.
Sebelum tidur, aku ngecek instagram dan ngerasa yang aneh, tumben Lala gak update story, biasanya setiap hari dia pasti update story. Pas aku buka profile instagram nya, ternyata di kolom comment pada menghujat gara-gara penampilannya pas bawain Havana. Pada bilang katanya gapunya attitude. Jadilah aku pake second account instagram ku balesin satu-satu hate comment. Gatau kenapa aku panas banget rasanya wkwkw jam setengah 2 waktu udah sepi kolom comment nya aku baru tidur. Gila ya, baru aku selesai nulis cerita yang konflik nya Lala di hate, kenapa malam itu Lala di hate beneran di instagram :') dan itu rame banget loh. Aku takut Lala jadi down. Aku jadi gak sabar ngasih kado ini.
"Emang kamu kenal sama dia?" "Enggak." "Lah trus gimana kamu kasih kado nya?" Aku dan temanku sedang saling bertukar pesan ketika aku sedang di kereta perjalanan ke Jakarta. Deg-deg an banget rasanya. "Ya aku bakal ke studio RCTI, tanya receptionist nya atau titipin aja ke dia." "Trus kapan rencananya kamu masih ngasih ke studio RCTI?" "Besok deh kayaknya. Nanti sampe jakarta udah sore, mau kerumah kakek dulu di Bekasi."
Singkat cerita aku sudah sampai di hotel dari Bekasi, rumah kakek. Ketika sudah memposisikan diri untuk tidur dengan enak, tiba-tiba group chat temen-temen kuliah ku ramai dan aku di mention disana. "Lagi viral video porno katanya kontestan Indonesian Idol." "@Reno Fandelika waduh gimana ini Ren." "Sabar ya Ren." Aku deg-deg an banget buka group chat itu dan aku buka sebuah post di sebuah official account, di post itu dia memakai nama Marion Jola sebagai keterangan video yang ia unggah. Aku menonton video nya dengan panik. "Enggak, itu bukan dia." Balasku di group setelah menonton video itu yang disambut ungkapan-ungkapan ketidakpercayaan teman-teman atas opiniku. Buru-buru aku buka instagram nya Lala dan disana sudah sangat ramai orang-orang menghujat Lala. Ramai sekali. Bahkan banyak yang menggunakan kata-kata tidak sopan. Disitu aku sedih banget sumpah. Duh aku kasian banget sama Lala. PADAHAL ITU BELUM PASTI DIA. Tapi netijen sudah pada jahat menjudge. Aku juga mikir, kok bisa ya konflik di cerita yang aku buat di buku itu sama persis dengan yang kejadian di dunia nyata. Sumpah, kok bisa gitu. Malam itu aku susah tidur lagi dan cuman bisa berharap Lala kuat disana.
Kejadian tadi malam bikin aku tambah semangat buat ngasih kado ini ke Lala. Aku pengen dia kuat karena kado ini. Rencana nya aku mau naik transjakarta ke studio RCTI di daerah kebon jeruk habis itu jalan-jalan gak jelas keliling Jakarta. Tapi tiba-tiba temenku, Hafif, membalas update an instagram story ku yang memperlihatkan aku sedang di Jakarta. Lalu dia bilang mau nemenin aku sekalian main gitu. Yasudah aku setuju. Jadilah di hari Sabtu pagi tanggal 13 Januari itu aku dan Hafif berjalan enggak jalan beneran, tapi jalan pakai mobil nya Hafif ke Studio RCTI.
"Selamat siang pak, mau kemana?" Seorang satpam memberhentikan mobil nya Hafif ketika kita sudah berhasil menemukan letak studio tv itu. "Mau ke dalam pak, mau ngasih kado." Jawabku ragu-ragu. "Sudah membuat janji, pak?" Tanya nya lagi. "Belum, pak. Ini mau ke receptionistnya aja kalau bisa, titip aja pak ini.. hmmm kado." "Waduh gak bisa mas, di dalam juga gak ada orang, ini hari Sabtu. Kalau mau kesini coba bikin janji dulu." Janji gimana pak astaga, namanya juga kado dari seorang fans :') "Silahkan putar balik di depan kemudian keluar ya, mas.". Hafif kebingungan, apalagi aku yang akhirnya pasrah aja keluar dari studio itu dengan tangan kosong. Setelahnya, Hafif sibuk mikir kita mau nongkie dimana. Aku? Sibuk mikir gimana caranya kado ini bisa sampe ke Lala.
Kedua pikiran kita itu akhirnya terjawab. Aku dan Hafif bakal ke PIM, nongkie di area 51, foodcourt nya PIM dan nanti disusul Sandi, temen ku satu lagi. Sementara untuk masalah Lala? Awalnya aku mau minta tolong temenku yang kenal sama kontestan lain gitu, tapi kata dia gak etis kalo minta tolong lewat kontestan lain tapi si kontestan itu gak dikasih apa-apa. Lalu aku boom dm ig nya Lala, gak ada harapan. Aku dm mbak-mbak yang belain Lala di kolom comment yang katanya dia itu pemain musik nya Indo Idol, tapi dia gamau jawab, kayak gak percaya sama aku. Trus Simbah, yang suka nobar indo idol sama aku, ngusulin buat nge dm akun fanbase nya Lala. Benar juga, aku kirim dm ke akun itu. Sejam dua jam, enggak dibales. Akhirnya aku punya ide lain. Aku dm instagram Indonesian Idol. Kemungkinan buat di liat sangat kecil sih, tapi gak ada salahnya kan mencoba?
Aku kirim pesan pertama jam 1 siang dan setiap satu jam sekali aku cek, jika masih belum dibalas aku kirim ulang pesan tersebut. Sampai akhirnya jam 4 sore setelah sekian kali aku kirim ulang, mimin Indonesian Idol membalas! Sumpah aku deg-deg an seneng banget. "Halo reno, Boleh tau hadiahnya utk siapa, Dan bentuknya apa? Thanks," "Alhamdulillah dibales hahah. Buat Lala min, kado isi nya baju dan buku." Kemudian aku mengirimkan gambar kado nya. "Mohon ditunggu dulu ya info dari kami." Lalu aku menunggu dengan sangat gelisah. Setelah itu, aku nonton insidious dan sepanjang nonton aku deg-deg an banget. Sumpah ini deg-deg an paling gak enak. Kenapa? Pertama karena nonton film horror. Kedua karena habis minum kopi. Ketiga, nunggu kabar dari admin Indonesian Idol.
Setelah aku nonton, masih belum ada kabar dan aku masih sabar menunggu, sampai akhirnya pesan yang aku tunggu-tunggu datang juga. Katanya kado nya dikirim saja langsung ke kantor fremantle media. Nanti diserahkan ke security disana dan dari tim Indo Idol bakal ambil. SUMPAH AKU SENENG!
"Min, kado nya sudah aku serahkan ya ke security, namanya Pak Chaerul. Terimakasih banyak min, kalau sudah sampai ke Lala aku dikabari ya, min. Sekali lagi, terimakasih." "Oke Reno, terimakasih."
Setelah itu, aku menunggu dengan gelisah. Sabtu malam gak ada kabar. Minggu pagi, masih sama. Siang juga, sore nya aku nonton Timnas di GBK dan sepanjang aku kehujanan waktu antri masuk, saat nunggu laga mulai, waktu half time, aku gak tenang. Kepikiran Lala yang masih di bully dan kado ku. Kok adminnya gak Indo Idol gak ngasih tau aku. Kok Lala juga gak update apapun tentang kado nya. Jangan-jangan dia nganggep itu gak penting, kan sedih ya. Sampe akhirnya aku pasrah.
Sepulangnya dari nonton timnas aku sibuk ngeringin celana panjang dan sepatu ku pake hairdryer di hotel.Soalnya aku gak bawa celana panjang dan sepatu cadangan huahaha parah emang. Mau aku laundry in celananya, tapi waktu nya gak sampe, karena besok pagi-pagi aku udah harus ke Bandung. Karena terlalu sibuk mengeringkan celana panjang dan sepatu, aku sampe telat notice kalau sahabatnya Lala si Rezo, @rezmez, ngelike foto-fotoku di instagram. Sejak saat itu aku menggigil. Gatau karena habis kehujanan atau deg-deg an, pokoknya aku menggigil. Habis itu aku cek dm dan benar, ada satu request pesan dari Rezo. Dia udah kirim pesan dari jam 21:29 sedangkan aku baru buka jam 23:43. Astaga parah banget, semoga doi belum tidur.
Edan sih. Beberapa menit dari kejadian itu, aku iseng cek notif instagram yang biasanya isinya kalo ada orang baru ngefollow atau ngelike foto ku. Dan tebak apa? Ini yang aku temukan.
CUUUUUYYYYYYY :')
Kejutan belum selesai malam itu.
Kejutan apa lagi ini yang mungkin terjadi :'0
Aku masih ngerasa itu bukan Lala asli, sampe aku denger suaranya.
"Halo Future Friend!" Sapaan yang gak akan aku lupakan, gak akan dan waktu denger sapaan itu, aku menggigil banget sumpah huahahaha mau ngomong aja sulit, malah ngeluarin suara-suara aneh. Bukan 5-10 menit kita telponan, tapi satu jam lebih! Kalo gak percaya coba cek capture an dm nya Lala, dibagian atas ada durasi telpon nya. Lalu satu jam ngomongin apa aja? Di awal-awal dia terimakasih atas kado nya, tentu saja. Katanya dia nangis baca buku nya. Dia juga suka sama baju nya. Dia bilang, sempet kepikiran keluar dari Indo Idol dan bahkan sempet kepikiran mengakhiri hidupnya, tapi dia cuman bercanda sih yang terakhir wkwkw dan gara-gara kado itu dia jadi kayak punya kekuatan baru untuk terus maju. Dia juga bilang, dia suka cerita yang aku bikin, dan puisiku. Yang ini akhirnya bikin aku semangat lagi nulis di blog, mulai nulis novel, dan mulai bikin video-video di instagram
Aku gak tau gimana menjelaskan momen itu, 15 Januari 2018 dini hari, hanya tiga hari sebelum ulang tahunku. Kado terindah apa lagi yang bisa aku dapatkan?
"Telponan sama siapa, Ren?" Tanya Hafif dan Bang Satrio, temenku satu lagi, ketika aku selesai nelpon. Waktu awal aku nelpon dan kejadian-kejadian sebelumnya, mereka emang lagi keluar kamar hotel mau cari makan gitu katanya. Untung waktu diajak aku milih kerja mengeringkan celana. Kalo enggak kan telponnya ditengah keramaian ya, kurang asik. Aku bercerita, menjawab pertanyaan itu. Jadilah, tiga laki-laki dewasa sumringah kesenangan di kamar hotel, malam-malam. Apalagi yang namanya Reno, sepanjang malam gak bisa berhenti senyum dia.
Beberapa minggu kemudian, baju dari aku benar-benar dipake.
Di tv, awalnya baju ini cuman muncul sebentar di vt yang ceritanya doi lagi telponan sama kedua adiknya. Namun mulai spekta top 9 kalau gak salah, sampai doi teriliminasi, baju ini ada di video yang ada tulisan "Marion" nya sebelum doi nyanyi. Aku gak tau itu namanya apa wkwkw bangga? Jelas. Seneng banget.
Kejadian Januari tahun ini benar-benar merubahku. Tentang semua mimpiku? Aku sempat ragu. "Jangan ragukan kekuatan sebuah mimpi karna suatu saat mimpimu akan menjadi kenyataan." Dari sd quote ini yang aku pegang dan kemarin sempat luntur karena usaha-usahaku untuk menggapai nya gapernah bisa nyata. Namun setelah kejadian ini, aku jadi percaya lagi dengan kekuatan mimpi yang aku punyai. Kalo aku usaha keras, kayak usahaku buat ngasih kado ke Lala, pasti hal-hal baik akan datang. Kalau pada akhirnya semua mimpiku nyata, aku akan sangat berterimakasih pada momen ini. Pada semua pihak yang membantuku memberi kado ini, dan terankhir, pada seorang Marion Jola, tentunya.
Oiya, sampai sekarang aku belum ketemu Lala secara langsung. Tapi gak papa, aku selalu yakin akan ada kesempatan-kesempatan di depan sana untuk kembali menemukan Lala. Atau bisa saja ketika kita ketemu nanti, Lala sudah menjadi seorang penyanyi, yang well banget lagu-lagu dan albumnya. Sementara aku juga sudah menjadi aku yang aku inginkan.
Oiya aku peringatkan dulu ya, ini bakal sangat panjang jadi mohon kebijaksanaannya dalam menyikapi haha. Selamat membaca.
Cerita nya aku mulai dari awal banget. Pertama kali aku nonton Indonesian Idol 2018 di tv. Waktu itu, aku pulang dari Surabaya dan Scema, rumah produksi ku dan teman-teman, rencananya bakal ada rapat tapi sayangnya gajadi soalnya hujan. Meskipun Scema gak jadi, tapi tiba-tiba Simbah, salah satu anak Scema, dateng ke rumah. Hari itu hari Selasa 26 Desember 2017. Waktu aku sama simbah gabut dan kita inget kalo hari itu ada Indonesian Idol trus kita nonton deh, meskipun itu bukan episode pertama. Nah sejak episode itu, aku jadi tertarik buat nonton Indonesian Idol lagi. Apalagi setiap aku liat trending youtube, yang nomer satu itu peserta audisi yang namanya Marion Jola dan berhari-hari menghiasi trending sampe suatu hari pada akhirnya aku mutusin buat nonton video dia audisi yang gak sempet aku tonton di tv itu. Yang terjadi setelahnya adalah candu. Aku nyari video cover dia nyanyi, vlog nya dia di youtube, dan juga instagram nya. Aku nonton dia live instagram, liat story nya dia, reply story nya dia, dan nonton dia di Indo Idol sebagai seorang fans.
Sampe akhirnya di pertengahan Januari 2018, aku bakal ke Jakarta, mau nonton Timnas Indonesia lawan Timnas Islandia di Stadion Gelora Bung Karno yang baru dan posisi nya, aku lagi tergila-gila sama Marion Jola dan mungkin, inilah sifat dasar ku, kalo perhatian sama orang itu gak pernah setengah-setengah, makanya aku pengen banget dateng ke Jakarta tidak dengan tangan kosong, aku pengen bawain kado buat dia, buat Lala.
Setelah tekad sudah bulat, aku mikir-mikir nih, kasih kado apa ya buat dia, yang berkesan gitu. Awalnya aku mau bikin buku custom gitu di setiap halamannya ada kata2 mutiara gitu. Tapi setelah aku konsultasi sama Yoga, temenku, dia bilang nanti kalo buku malah cuman di buang, dia saranin buat beli baju atau sepatu yang lucu-lucu gitu. "Kamu besok selo? Temenin aku cari kado nya yuk?" "Jamberapa? Aku temenin." "Sore aja yaa." oke, nice, besok setidaknya satu kado dapet.
Oiya, selain konsultasi sama Yoga, aku juga nanya di group kelompok bermain ku waktu SMA yang masih aktif sampai sekarang. "Eh aku minta pendapat dong, tolong dijawab yaaa. Aku pengen ngasih kado buat salah satu kontestan indonesian idol, enak nya aku kasih apa ya?" pahitnya sampe puluhan menit kemudian yang muncul cuman tulisan read by sekian orang dan tidak ada balasan. Sampe akhirnya satu persatu balasan muncul, "Gila banget, kamu udah terlalu gila, Ren." "Mending ngasih orang yang kamu kenal aja, Ren. Lebih berfaedah. Paling juga ujung-ujungnya yang kamu kasih itu enggak dipake." trus yaudah deh aku putus asa, bahkan aku sampe nge unsend pesan ku itu soalnya malu wkwkw untung udah ada Yoga yang mau nemenin cari kado.
Jadilah besok sore nya aku dan Yoga ketemuan dan kita berangkat ke salah satu daerah di Demangan yang isinya memang distro-distro semua. Kata Yoga, pacarnya beberapa hari yang lalu dari sana dan ada toko yang bajunya lucu-lucu gitu. Sayangnya Yoga gatau nama toko nya apa. Jadilah kita bolak-balik masuk keluar toko cuman buat nyari baju-baju cewek. Gagal, di Jalan Cendrawasih ini kebanyakan baju cowok. Akhirnya kita ke daerah Demangan sisi yang lain setelah jalan pake mobil di beberapa jalan besar, kita masih belum nemu. Ditengah keputus asaan, aku sama Yoga coba nyari ke daerah Demangan agak ujung dan akhirnya ketemu juga sebuah butik aku lupa namanya apa wkwkw tapi dari tampilan luar nya aja udah lucu banget.
Akhirnya aku sama Yoga masuk kesana dan aku yakin deh bagi cewek-cewek ini pasti bakal jadi surga mereka. Sama kayak aku kalo ke toko yang semua nya berhubungan dengan bola. Karena terlalu banyak nya pilihan disini, aku sampe bingung banget. Cuman mondar-mandir kesana kemari. Yoga udah nunjukin beberapa yang menurut dia lucu tapi bagi ku masih kurang. Satu yang aku pegang, aku harus nyari baju warna merah karena aku tau Lala suka warna merah.
"Coba deh kamu tanya mbak nya yang jaga. Baju warna merah yang cocok buat dia yang mana." Yoga mencoba menjawab kebingunganku. "Aku bilang gitu yang cocok buat Marion Idol?" Aku mengerutkan kening. "Gak ah malu." Jawabku kemudian. "Udah gak papa, kasih liat aja fotonya." "Coba aku liat instagramnya." Lanjut Yoga yang aku respon dengan mengeluarkan telepon ku dan mengetik @lalamarionmj di kolom search Instagram.
"Coba deh kamu tunjukkin ke mbak yang jaga foto ini, trus kamu minta pendapat baju yang mana yang cocok." Yoga memperlihatkan ku sebuah foto Lala dengan dress berwarna merah. "Yaudah deh." Kemudian aku mendatangi mbak nya dan bertanya seperti yang diusulkan Yoga. Dari situ, aku dan mbak-mbak penjaga terlibat dialog dengan jenis baju yang disukai objek di foto. Ya aku gatau, ketemu aja belum, kenal aja enggak wkwkw. Tapi dari foto itu mbak nya dan aku sama-sama menyimpulkan dia suka pakai potongan semacam dress gitu. Akhirnya aku diantar ke deretan baju-baju dress dan mbak nya menawarkan dua baju. Setelah cukup lama menimbang-nimbang akhirnya aku memutuskan untuk mengambil salah satu diantaranya. Soalnya kalo ngambil dua-dua nya tekor juga aing.
Aku gak bisa mendeskripsikan baju nya kayak apa, yang jelas menurutku sih oke. "Semoga aja Lala juga suka, deh."
Malam nya aku pulang dengan perasaan lega. Aku berangkat ke Jakarta masih lusa. Besok aku pake buat bungkus baju ini biar proper sampe tiba-tiba ada pesan di Line dari Sita, salah satu anggota group temen bermain SMA ku yang aku ceritain tadi. "Ren aku punya ide kado buat Lala." "Apa sit?" Balasku semangat. "Kamu beliin Atlas trus kamu tempelin sticky note tulisannya "Semoga suara mu bisa didenger keseluruh dunia, ya!"" Bagi sebagian orang mungkin ini ide yang aneh tapi bagiku, ini lucu banget sumpah wkwkw "Gilak lucu banget idemu wkwkw oke makasih banyak ya sit!" dan setelah membalas pesan dari Sita itu aku sibuk memikirkan perkembangan ide seperti apa dari ide dasar nya Sita tadi. Akhirnya aku menemukan, aku bakal nempelin kertas putih di setiap halaman Atlas yang menampakkan gambar yang ada hubungannya sama Lala, juga gambar peta dunia. Kertas putih itu bakal aku tulisin sesuatu.
Pagi hari tiba. Aku semangat banget hari ini. Selain karena ini H-1 aku ke Jakarta, hari ini aku bakal cari dan bikin kado tambahan buat Lala. Dimulai dengan ke toko buku cari atlas, trus ke Hartono Mall cari kotak kado, potong rambut biar kalo di Jakarta ketemu Lala aku bisa keren an dikit lah wkwkw dan terakhir membuat kado itu, di rumah.
Waktu aku di toko buku, aku sadar ternyata atlas kalo di tempelin kertas putih bakal susah gitu. Akhirnya aku mikir ide lain. Oke, aku bakal beli atlas dan buku tulis agak gede gitu. Tenang, buku tulisnya bukan gambar power rangers atau tokoh Frozen, kok. Nah nanti gambar-gambar peta di Atlas yang aku mau bakal aku gunting dan tempel di buku nya. Waktu aku udah nemu dua barang nya dan mau bayar ke kasir, aku inget kalo aku gapernah punya bolpen. Kalo kuliah gapernah nyatet, kalo nyatet pun pinjem temen wkwkw akhirnya aku beli sebuah bolpen berwarna biru. Bolpen yang kelak menjadi bolpen kesayanganku selama berbulan-bulan tapi sayang seminggu setelah Lala tereliminasi, bolpen nya ilang. Sedih banget.
Singkat cerita, aku udah ada di Hartono Mall buat cari kotak kado nya. Oiya, sampe saat ini aku kalo ke Hartono Mall pasti langsung inget aku siang itu. Gatau ya, karena momen itu terlalu berkesan aja mungkin. "Mbak, aku mau cari kotak kado yang muat buat dua kado ini." Kemudian aku menunjukkan buku dan baju tersebut. "Mari mas saya tunjukkan." Disana ada kotak berwarna merah dan hijau. Karena aku dan Lala suka warna merah, aku tentu saja pilih warna merah. Sayang, kotak nya kekecilan. Yasudah, akhirnya aku beli kotak warna hijau saja kemudian pulang.
Dengan kemampuan menggunting, ngelem ((ngelem)), dan menulisku yang lebih parah dari anak kelas 3 SD, bisa menyelesaikan buku ini adalah sebuah prestasi. Ya meskipun gak ada rapi-rapi nya sama sekali wkwkw Jadi di buku itu aku tempelin peta NTT, Jakarta, Indonesia, Asia, Amerika Utara, Eropa, Australia, Afrika, dan bendera-bendera di dunia.
Di buku itu aku bikin cerita dari Lala lahir, lalu 17 tahun kemudian ikut Idol, viral, menjadi trending topic, bisa melewati babak specta (aku gak tulis dia sampe berapa besar, atau dia juara atau enggak), rekaman di Indonesia dan beberapa tahun kemudian ada produser luar yang tertarik buat bikinin album buat Lala. Tapi sebelumnya Lala ngeluarin single sama Camilla Cabello yang memuncaki chart tangga lagu di Asia. Sayangnya dalam proses pengerjaan album internasional tersebut Lala diterpa gosip yang parah dan banyak orang yang akhirnya berubah dari fans jadi haters. Lala terpuruk tapi kemudian akhirnya dia bisa bangkit dan menyelesaikan album tersebut. Di piala dunia 2022 Lala yang mengisi theme song nya sampe akhirnya suara nya bisa benar-benar didengar di seluruh dunia. Pegel nulisnya. Tulis tangan wkwkw Semoga dengan tulisan yang berantakan in Lala bisa baca. Oiya aku sengaja gak nulis sosial media dan nama panggilanku disana. Sebagai penutup buku itu aku kasih sebuah puisi dan aku tulis "- Muhammad R. Fandelika- Your biggest fan and your future friend." Kenapa? Soalnya aku tulus dan iklas ngelakuinnya tanpa perlu dia notice aku siapa ig ku apa blablabla karena yang penting itu esensi nya, dukunganku buat dia. Akhirnya, kado udah siap. Tinggal tidur, bangun, dan berangkat. Eh packing dulu, lupa.
Sebelum tidur, aku ngecek instagram dan ngerasa yang aneh, tumben Lala gak update story, biasanya setiap hari dia pasti update story. Pas aku buka profile instagram nya, ternyata di kolom comment pada menghujat gara-gara penampilannya pas bawain Havana. Pada bilang katanya gapunya attitude. Jadilah aku pake second account instagram ku balesin satu-satu hate comment. Gatau kenapa aku panas banget rasanya wkwkw jam setengah 2 waktu udah sepi kolom comment nya aku baru tidur. Gila ya, baru aku selesai nulis cerita yang konflik nya Lala di hate, kenapa malam itu Lala di hate beneran di instagram :') dan itu rame banget loh. Aku takut Lala jadi down. Aku jadi gak sabar ngasih kado ini.
"Emang kamu kenal sama dia?" "Enggak." "Lah trus gimana kamu kasih kado nya?" Aku dan temanku sedang saling bertukar pesan ketika aku sedang di kereta perjalanan ke Jakarta. Deg-deg an banget rasanya. "Ya aku bakal ke studio RCTI, tanya receptionist nya atau titipin aja ke dia." "Trus kapan rencananya kamu masih ngasih ke studio RCTI?" "Besok deh kayaknya. Nanti sampe jakarta udah sore, mau kerumah kakek dulu di Bekasi."
Singkat cerita aku sudah sampai di hotel dari Bekasi, rumah kakek. Ketika sudah memposisikan diri untuk tidur dengan enak, tiba-tiba group chat temen-temen kuliah ku ramai dan aku di mention disana. "Lagi viral video porno katanya kontestan Indonesian Idol." "@Reno Fandelika waduh gimana ini Ren." "Sabar ya Ren." Aku deg-deg an banget buka group chat itu dan aku buka sebuah post di sebuah official account, di post itu dia memakai nama Marion Jola sebagai keterangan video yang ia unggah. Aku menonton video nya dengan panik. "Enggak, itu bukan dia." Balasku di group setelah menonton video itu yang disambut ungkapan-ungkapan ketidakpercayaan teman-teman atas opiniku. Buru-buru aku buka instagram nya Lala dan disana sudah sangat ramai orang-orang menghujat Lala. Ramai sekali. Bahkan banyak yang menggunakan kata-kata tidak sopan. Disitu aku sedih banget sumpah. Duh aku kasian banget sama Lala. PADAHAL ITU BELUM PASTI DIA. Tapi netijen sudah pada jahat menjudge. Aku juga mikir, kok bisa ya konflik di cerita yang aku buat di buku itu sama persis dengan yang kejadian di dunia nyata. Sumpah, kok bisa gitu. Malam itu aku susah tidur lagi dan cuman bisa berharap Lala kuat disana.
Kejadian tadi malam bikin aku tambah semangat buat ngasih kado ini ke Lala. Aku pengen dia kuat karena kado ini. Rencana nya aku mau naik transjakarta ke studio RCTI di daerah kebon jeruk habis itu jalan-jalan gak jelas keliling Jakarta. Tapi tiba-tiba temenku, Hafif, membalas update an instagram story ku yang memperlihatkan aku sedang di Jakarta. Lalu dia bilang mau nemenin aku sekalian main gitu. Yasudah aku setuju. Jadilah di hari Sabtu pagi tanggal 13 Januari itu aku dan Hafif berjalan enggak jalan beneran, tapi jalan pakai mobil nya Hafif ke Studio RCTI.
"Selamat siang pak, mau kemana?" Seorang satpam memberhentikan mobil nya Hafif ketika kita sudah berhasil menemukan letak studio tv itu. "Mau ke dalam pak, mau ngasih kado." Jawabku ragu-ragu. "Sudah membuat janji, pak?" Tanya nya lagi. "Belum, pak. Ini mau ke receptionistnya aja kalau bisa, titip aja pak ini.. hmmm kado." "Waduh gak bisa mas, di dalam juga gak ada orang, ini hari Sabtu. Kalau mau kesini coba bikin janji dulu." Janji gimana pak astaga, namanya juga kado dari seorang fans :') "Silahkan putar balik di depan kemudian keluar ya, mas.". Hafif kebingungan, apalagi aku yang akhirnya pasrah aja keluar dari studio itu dengan tangan kosong. Setelahnya, Hafif sibuk mikir kita mau nongkie dimana. Aku? Sibuk mikir gimana caranya kado ini bisa sampe ke Lala.
Kedua pikiran kita itu akhirnya terjawab. Aku dan Hafif bakal ke PIM, nongkie di area 51, foodcourt nya PIM dan nanti disusul Sandi, temen ku satu lagi. Sementara untuk masalah Lala? Awalnya aku mau minta tolong temenku yang kenal sama kontestan lain gitu, tapi kata dia gak etis kalo minta tolong lewat kontestan lain tapi si kontestan itu gak dikasih apa-apa. Lalu aku boom dm ig nya Lala, gak ada harapan. Aku dm mbak-mbak yang belain Lala di kolom comment yang katanya dia itu pemain musik nya Indo Idol, tapi dia gamau jawab, kayak gak percaya sama aku. Trus Simbah, yang suka nobar indo idol sama aku, ngusulin buat nge dm akun fanbase nya Lala. Benar juga, aku kirim dm ke akun itu. Sejam dua jam, enggak dibales. Akhirnya aku punya ide lain. Aku dm instagram Indonesian Idol. Kemungkinan buat di liat sangat kecil sih, tapi gak ada salahnya kan mencoba?
Aku kirim pesan pertama jam 1 siang dan setiap satu jam sekali aku cek, jika masih belum dibalas aku kirim ulang pesan tersebut. Sampai akhirnya jam 4 sore setelah sekian kali aku kirim ulang, mimin Indonesian Idol membalas! Sumpah aku deg-deg an seneng banget. "Halo reno, Boleh tau hadiahnya utk siapa, Dan bentuknya apa? Thanks," "Alhamdulillah dibales hahah. Buat Lala min, kado isi nya baju dan buku." Kemudian aku mengirimkan gambar kado nya. "Mohon ditunggu dulu ya info dari kami." Lalu aku menunggu dengan sangat gelisah. Setelah itu, aku nonton insidious dan sepanjang nonton aku deg-deg an banget. Sumpah ini deg-deg an paling gak enak. Kenapa? Pertama karena nonton film horror. Kedua karena habis minum kopi. Ketiga, nunggu kabar dari admin Indonesian Idol.
Setelah aku nonton, masih belum ada kabar dan aku masih sabar menunggu, sampai akhirnya pesan yang aku tunggu-tunggu datang juga. Katanya kado nya dikirim saja langsung ke kantor fremantle media. Nanti diserahkan ke security disana dan dari tim Indo Idol bakal ambil. SUMPAH AKU SENENG!
"Min, kado nya sudah aku serahkan ya ke security, namanya Pak Chaerul. Terimakasih banyak min, kalau sudah sampai ke Lala aku dikabari ya, min. Sekali lagi, terimakasih." "Oke Reno, terimakasih."
Setelah itu, aku menunggu dengan gelisah. Sabtu malam gak ada kabar. Minggu pagi, masih sama. Siang juga, sore nya aku nonton Timnas di GBK dan sepanjang aku kehujanan waktu antri masuk, saat nunggu laga mulai, waktu half time, aku gak tenang. Kepikiran Lala yang masih di bully dan kado ku. Kok adminnya gak Indo Idol gak ngasih tau aku. Kok Lala juga gak update apapun tentang kado nya. Jangan-jangan dia nganggep itu gak penting, kan sedih ya. Sampe akhirnya aku pasrah.
Sepulangnya dari nonton timnas aku sibuk ngeringin celana panjang dan sepatu ku pake hairdryer di hotel.Soalnya aku gak bawa celana panjang dan sepatu cadangan huahaha parah emang. Mau aku laundry in celananya, tapi waktu nya gak sampe, karena besok pagi-pagi aku udah harus ke Bandung. Karena terlalu sibuk mengeringkan celana panjang dan sepatu, aku sampe telat notice kalau sahabatnya Lala si Rezo, @rezmez, ngelike foto-fotoku di instagram. Sejak saat itu aku menggigil. Gatau karena habis kehujanan atau deg-deg an, pokoknya aku menggigil. Habis itu aku cek dm dan benar, ada satu request pesan dari Rezo. Dia udah kirim pesan dari jam 21:29 sedangkan aku baru buka jam 23:43. Astaga parah banget, semoga doi belum tidur.
Edan sih. Beberapa menit dari kejadian itu, aku iseng cek notif instagram yang biasanya isinya kalo ada orang baru ngefollow atau ngelike foto ku. Dan tebak apa? Ini yang aku temukan.
CUUUUUYYYYYYY :')
Kejutan belum selesai malam itu.
Kejutan apa lagi ini yang mungkin terjadi :'0
Aku masih ngerasa itu bukan Lala asli, sampe aku denger suaranya.
"Halo Future Friend!" Sapaan yang gak akan aku lupakan, gak akan dan waktu denger sapaan itu, aku menggigil banget sumpah huahahaha mau ngomong aja sulit, malah ngeluarin suara-suara aneh. Bukan 5-10 menit kita telponan, tapi satu jam lebih! Kalo gak percaya coba cek capture an dm nya Lala, dibagian atas ada durasi telpon nya. Lalu satu jam ngomongin apa aja? Di awal-awal dia terimakasih atas kado nya, tentu saja. Katanya dia nangis baca buku nya. Dia juga suka sama baju nya. Dia bilang, sempet kepikiran keluar dari Indo Idol dan bahkan sempet kepikiran mengakhiri hidupnya, tapi dia cuman bercanda sih yang terakhir wkwkw dan gara-gara kado itu dia jadi kayak punya kekuatan baru untuk terus maju. Dia juga bilang, dia suka cerita yang aku bikin, dan puisiku. Yang ini akhirnya bikin aku semangat lagi nulis di blog, mulai nulis novel, dan mulai bikin video-video di instagram
Aku gak tau gimana menjelaskan momen itu, 15 Januari 2018 dini hari, hanya tiga hari sebelum ulang tahunku. Kado terindah apa lagi yang bisa aku dapatkan?
"Telponan sama siapa, Ren?" Tanya Hafif dan Bang Satrio, temenku satu lagi, ketika aku selesai nelpon. Waktu awal aku nelpon dan kejadian-kejadian sebelumnya, mereka emang lagi keluar kamar hotel mau cari makan gitu katanya. Untung waktu diajak aku milih kerja mengeringkan celana. Kalo enggak kan telponnya ditengah keramaian ya, kurang asik. Aku bercerita, menjawab pertanyaan itu. Jadilah, tiga laki-laki dewasa sumringah kesenangan di kamar hotel, malam-malam. Apalagi yang namanya Reno, sepanjang malam gak bisa berhenti senyum dia.
Beberapa minggu kemudian, baju dari aku benar-benar dipake.
Di tv, awalnya baju ini cuman muncul sebentar di vt yang ceritanya doi lagi telponan sama kedua adiknya. Namun mulai spekta top 9 kalau gak salah, sampai doi teriliminasi, baju ini ada di video yang ada tulisan "Marion" nya sebelum doi nyanyi. Aku gak tau itu namanya apa wkwkw bangga? Jelas. Seneng banget.
Kejadian Januari tahun ini benar-benar merubahku. Tentang semua mimpiku? Aku sempat ragu. "Jangan ragukan kekuatan sebuah mimpi karna suatu saat mimpimu akan menjadi kenyataan." Dari sd quote ini yang aku pegang dan kemarin sempat luntur karena usaha-usahaku untuk menggapai nya gapernah bisa nyata. Namun setelah kejadian ini, aku jadi percaya lagi dengan kekuatan mimpi yang aku punyai. Kalo aku usaha keras, kayak usahaku buat ngasih kado ke Lala, pasti hal-hal baik akan datang. Kalau pada akhirnya semua mimpiku nyata, aku akan sangat berterimakasih pada momen ini. Pada semua pihak yang membantuku memberi kado ini, dan terankhir, pada seorang Marion Jola, tentunya.
Oiya, sampai sekarang aku belum ketemu Lala secara langsung. Tapi gak papa, aku selalu yakin akan ada kesempatan-kesempatan di depan sana untuk kembali menemukan Lala. Atau bisa saja ketika kita ketemu nanti, Lala sudah menjadi seorang penyanyi, yang well banget lagu-lagu dan albumnya. Sementara aku juga sudah menjadi aku yang aku inginkan.
Langganan:
Postingan (Atom)