By : Muhammad Reno Fandelika, Juni 2014
Aku ingin melukis senyum mu di awan
Menggambarkan indahmu di tengah suci nya lembaran putih itu
Aku ingin merakit mahkota dari bunga terindah
Untuk kupasangkan pada parasmu yang menawan
Aku mencoba menerangkan gelap yang selama ini mengusikmu
Agar menyinarkan lagi setiap senyum mu
Aku ingin memahat namamu di singgasana terkokoh
Supaya semua dapat melihat rangkaian huruf terindah itu
Senja datang gantikan siang
Gundahmu datang gantikan tenang
Menyudutkanmu untuk memilih
Memilih untuk mengabaikanku
Indahmu, parasmu, senyummu, namamu
Semua membekas indag bagaikan lagu
Semua membekas indah bagai lagu
Yang dimainkan pujangga terhebat
Elemen suci dari dirimu
Yang hanpir ku rengkuh
Keheningan malam merenggut
Kebisingan pagi menghapus
Tidak ada yang lebih indah selain berjuang atas nama cinta
Tidak ada yang lebih indah selain mencintai, dan dicintai
Membuat hari hari mu penuh bunga, penuh warna
Membuat pelangi dalam mimpimu menyambut setiap pagi mu
Namun rasa sayang ini menyerangku dengan berbagai pedang tajam
Rasa sayang yang membuat ku kehilangan akal ku
Membuatku kehilangan semua yang hampir aku rengkuh
Menjadikan cita ku hanya sekedar sampah
Aku berjuang untuk ini, aku selalu berjuang
Mungkin kau tak melihatnya
Atau hanya menganggap perjuanganku sama seperti omong kosong sehingga kau tak pernah peduli?
Lalu harus berapa kali lagi aku harus terjatuh untukmu, bintang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar