Mungkin ini saat nya aku berhenti mengiba rasa
Pada mu yang terlalu lama memendam luka atas dirinya
Bukannya aku merelakanmu menghilang pada perasaan gilamu terhadapnya
Aku hanya ingin memastikan dirimu harus selalu ada
Di suatu malam aku sadar pada sebuah pikiran yang mendobrak kata
Memaksakanmu melihatku hanya akan menambah gundah
Sementara dirimu sedang tidak bahagia
Atau mungkin kamu sudah menikmati duka atas kepergiannya
Satu hal yang benar dalam mencintai seorang manusia adalah menuliskannya, bukan menuntut memilikinya
Maka aku tuliskan cinta pada selembar kertas putih yang kelak menjadi berharga
Karena mau tidak mau, aku harus tetap sadar
Logika ku tidak akan menang melawan besarnya ego yang ku punya
Sayangnya, selama ini aku mencinta terlalu dalam
Hatiku berdinamika lebih cepat dari yang bisa terasa
Sulit bagiku untuk tetap diam sementara aku mencinta
Sulit bagiku untuk tetap diam sementara menurutku kau terluka
Bodohnya, kau tidak pernah terluka atas luka itu sendiri
Sehingga aku melindungimu dari harapanku sendiri
Aku ingin melindungimu sepenuh hati
Namun yang terjadi, justru aku yang rendah diri
Sayangnya, tidak mudah karenamu lukaku mencair
Karena tanpa mu semenit saja hatiku berdesir
Masih sulit akal ku mencerna
Dirimu tidak pernah membutuhkanku karena dirinya
Mungkin memang benar ini saat nya aku berhenti mengiba rasa
Maka aku tutup buku rasa dan kata, lalu menuliskan luka di halaman terakhirnya
Yang cukup aku lakukan adalah duduk manis diatas awan
Dan menunggumu keluar dari segala penjara rasa
Karena akhirnya aku tersadar
Aku memang tidak harus miliki nya
Bukan berarti aku berhenti merasa
Yang terpenting bukan memiliki raga nya, tapi mendengar sosoknya setiap mata masih terjaga
-Muhammad Reno Fandelika-
14 Januari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar