Marilah angkat gelasmu, atau tanganmu, atau kepalamu untuk semua kesempatan yang terlewatkan. Untuk dua hati yang seharusnya bisa bersama tapi tidak, untuk semua mimpi yang seharusnya dapat kau jalankan tapi tidak, Atas nama semua peluang yang kau buang karena kesempatan yang kau sia-siakan.
Aku dan kau, kita semua percaya Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan adil dan penuh perhitungan. Seperti Tuhan menciptakan tujuan yang kemudian dilengkapi dengan kesempatan. Kita dan mereka sadar tidak ada satupun insan di dunia yang hidup tanpa garis akhir yang harus digapai.
Atas nama semua kesempatan yang terlewatkan, terlalu banyak kisah, tentang ayah yang tidak bisa menyekolahkan anaknya, tentang ibu yang tidak bisa menyaksikan buah hatinya tumbuh karena karir? atau karena harus bekerja di negara tetangga? Terlalu banyak, tentang seniman yang harus mengubur mimpinya, atau tentang calon bintang lapangan yang harus hidup dengan kaki yang luka selamanya, tentang cinta yang seharusnya saling menemukan jalan pulang tapi justru sama-sama tersesat dan berhenti menyapa.
Atas nama semua kesempatan, kau dan aku terlalu sibuk pergi ke selatan, lalu terlalu lama mencari arti untuk sama-sama mengerti. Aku dan kamu terlalu lelah untuk saling mendengar sehingga semua kata dengan mudahnya terlanggar. Kita terlalu sibuk berkelana dengan hati masing-masing sampai akhirnya terpagut oleh makna yang lain dan tenggelam oleh pesan yang lain.
Atas nama semua kesempatan, mari bersulang dalam doa, berharap akan selalu ada yang kedua dan ketiga. Karena manusia tidak pernah lepas dari egonya, seperti kucing rumahan yang selalu menuntut sang majikan.
-Kamis, 2 Agustus 2018. 17:00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar