Kamis, 02 Agustus 2018

Pada Suatu Pagi

Pagi hari adalah refleksi diri. Ketika pada akhirnya kamu benar-benar terbangun dan melupakan segala mimpi. Kamu benar-benar akan tersadar dan mengingat semua yang terjadi hari kemarin. Pagi hari adalah sebuah evaluasi hati. Mengingat apa yang sudah dilalui dan memaksa pikir memilih suasana seperti apa yang akan mengisi sepanjang hari. 

Sejujurnya, aku pernah sangat mencintai pagi hari, ketika kemarin tidak ada tempat untuk perih. Ketika kemarin, tawaku dan tawamu bersatu lirih dalam suatu bahagia yang aku sebut kasih. Pada masa itu, di suatu pagi, aku tidak ingin tertidur lagi karena untuk apa bermimpi kalau aku sudah menjalani mimpi.

Lalu pada suatu pagi, tiba tiba, aku terbangun dan gairahku terhenti. Tiba-tiba, aku hanya bisa menunduk dan memandangi diri, berharap tertidur dan bermimpi. Tiba-tiba, aku membenci pagi hari. Sangat membenci.

Tapi waktu terus beranjak, fajar tidak selamanya bertahta. Siang datang dan kamu selalu punya pilihan; jatuh dan terpuruk, atau bangkit dan curi lagi mimpi. Entah dengan hati yang lain, kondisi yang lain, atau kekuatanmu yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar