Kamis, 12 Mei 2016

Selembar Imaji

Oleh : Muhammad Reno Fandelika

Tidak ada jendela, begitu pula udara
Tak ku temukan apapun disini
Hanya ada imajiku tentang bidadari
Dan sebuah jurang nostalgi

Tidak ada serpihan kaca
Tidak ada butiran debu
Hanya ada sepotong senja
Bersama secuil nirwana yang aku lukiskan untukmu

Di ruang kecil ini, kalbu fasih melafalkan nama
Apalah daya raga ini? Kau adalah makhluk ciptaan Tuhan nomer satu, sedangkan aku jauh dari kata kamu
Hanya untuk menghayati sosokmu, aku harus bersimpuh, merintih, dan berteriak lirih

Semua tentangmu sudah terlanjur menjalar di nadi
Seperti merah putih di setiap denyut arteri
Sedekat itu analogi tentang kamu
Namun terlalu jauh kamu dan aku

Aku terobsesi dengan imaji
Juga hati yang perlahan pergi
Atau memang, tidak pernah disini
Bersama langkah, yang tak tahu arah

Enyahlah bisu dan rayakan sendu

Mungkin kata sayang terlalu jenaka untuk aku bilang
Karna hari ini hanya ada aku, kamu, dan semu
Namun biar bagaimanapun akan tetap aku cari
Hingga hatimu enggan untuk pergi

9 Mei 2016
Ditengah kerumunan berbicara keyakinan, yang ada di kepalaku hanya kamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar