Oleh : Muhammad Reno Fandelika
Tidak ada jendela, begitu pula udara
Tak ku temukan apapun disini
Hanya ada imajiku tentang bidadari
Dan sebuah jurang nostalgi
Tidak ada serpihan kaca
Tidak ada butiran debu
Hanya ada sepotong senja
Bersama secuil nirwana yang aku lukiskan untukmu
Di ruang kecil ini, kalbu fasih melafalkan nama
Apalah daya raga ini? Kau adalah makhluk ciptaan Tuhan nomer satu, sedangkan aku jauh dari kata kamu
Hanya untuk menghayati sosokmu, aku harus bersimpuh, merintih, dan berteriak lirih
Semua tentangmu sudah terlanjur menjalar di nadi
Seperti merah putih di setiap denyut arteri
Sedekat itu analogi tentang kamu
Namun terlalu jauh kamu dan aku
Aku terobsesi dengan imaji
Juga hati yang perlahan pergi
Atau memang, tidak pernah disini
Bersama langkah, yang tak tahu arah
Enyahlah bisu dan rayakan sendu
Mungkin kata sayang terlalu jenaka untuk aku bilang
Karna hari ini hanya ada aku, kamu, dan semu
Namun biar bagaimanapun akan tetap aku cari
Hingga hatimu enggan untuk pergi
9 Mei 2016
Ditengah kerumunan berbicara keyakinan, yang ada di kepalaku hanya kamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar