Oleh : Muhammad Reno Fandelika, 16 Mei 2016
Satu hari lagi tanpamu
Satu harap lagi, ingin bertemu
Satu dua tiga puisi mengisi
Namun luka terus datang menghampiri
Seperti inikah rasanya mencintai kemustahilan?
Mendekap erat ketidakmungkinan?
Mendustai keadaan yang hanya akan membuat fajar semakin jauh kepada senja
Sebuah tembok besar mengingatkanku pada sebuah gusar
Sebuah jurang dalam
Dan rasa yang sudah terlalu dalam
Seperti menyatukan dua kata, keinginan dan ketidakmungkinan
Seharusnya saat ini atau saat nanti akan aku rayakan kebahagiaan denganmu walau semu
Akan aku rayakan pertemuan tanpa perpisahan denganmu walau sendu
Bukan hanya diriku yang merayakan secangkir luka dalam realita didalamnya
Juga harapan kepada sang pembeda untuk memungkinkan kemustahilan
Dan menyatukan kita, yang berbeda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar