Berdiri di bangunan tua itu mencoba membasuh peluh
Kemudian duduk di Braga dengan sebuah tanya
Kemana aku harus pulang jika kelak kau menghilang?
Sepanjang aku jauh melangkah
Yang aku tau hanya kau lah kata singgah
Semanis apapun janji dunia terunggah
Yang aku mengerti hanya kau lah kata indah
Kopi pagi ini mengucap salam seolah ia tahu aku melewati malam kelam
Di sudut kamar paling kusam, aku menggumamkan pertanyaan
Bagaimana aku harus hidup jika bayang mu ketika pergi terus aku genggam?
Bagaimana aku harus bertahan jika lukaku atas dirimu terus menenggelamkan?
Lalu saat lampu kota Bandung meredup dan jalanku membusuk
Kenangmu selalu berhasil datang menertawakanku
Seolah aku adalah satu-satu nya lalu yang kau anggap musuh
Dan di ujung jalan itu, aku menuntutmu luluh
Tidak perlu rasanya aku mendengarkan hembusan angin menuntun sunyi
Karena dalam pekat nya telingaku yang aku dengar hanya tangismu kemarin
Terus dan terus kau gusarkan aku punya hati
Sampai akhirnya yang tersisa hanya kecintaan ku terhadap sendiri
Kamu tahu apa yang paling aku sesali sampai saat ini?
Melihatmu bertahan sendiri dan kemudian kau yang pergi
Padahal semua yang aku minta adalah waktu untuk buktikan diri
Karna dalam perjalanan ini, aku hanya perlu mencari jati diri
Terus dan terus kau gusarkan aku punya hati
Sampai akhirnya yang tersisa hanya kecintaan ku terhadap sendiri
Kamu tahu apa yang paling aku sesali sampai saat ini?
Melihatmu bertahan sendiri dan kemudian kau yang pergi
Padahal semua yang aku minta adalah waktu untuk buktikan diri
Karna dalam perjalanan ini, aku hanya perlu mencari jati diri
Aku tidak ingin hari ini menjadi seperti kemarin
Aku tidak ingin terbangun dengan kenyataan kau tak disisi
Lebih baik aku tidak melangkah jika pada akhirnya mimpi kita musnah
Lebih baik aku yang menghidupkan lampu ruang tengah dan mengucapkan salam kala kau membuka mata
Dulu, aku selalu suka pergi mencari mu kala kau masih ragu
Menemukanmu di sudut-sudut kota yang tak terjamah waktu
Lalu memberimu kado terindah yang berhasil mengusir sendu
Bahagia ku kala itu adalah kamu, dan tak perlu ragu, perjalananku itu kamu
Kini, ketika aku mencoba melangkah meninggalkan pait nya sendu
Semua nya tidak pernah terasa sama lagi sejak waktu itu
Sejauh apapun itu hanya akan terasa semu
Karena petualanganku masih selalu kamu
Aku tidak ingin terbangun dengan kenyataan kau tak disisi
Lebih baik aku tidak melangkah jika pada akhirnya mimpi kita musnah
Lebih baik aku yang menghidupkan lampu ruang tengah dan mengucapkan salam kala kau membuka mata
Dulu, aku selalu suka pergi mencari mu kala kau masih ragu
Menemukanmu di sudut-sudut kota yang tak terjamah waktu
Lalu memberimu kado terindah yang berhasil mengusir sendu
Bahagia ku kala itu adalah kamu, dan tak perlu ragu, perjalananku itu kamu
Kini, ketika aku mencoba melangkah meninggalkan pait nya sendu
Semua nya tidak pernah terasa sama lagi sejak waktu itu
Sejauh apapun itu hanya akan terasa semu
Karena petualanganku masih selalu kamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar