Kamis, 15 Februari 2018

Tahun, Memori, Lagu, dan Wanita Yang Tidak Pernah Hilang

Dari semua tahun yang sudah aku lalui, ada satu tahun yang sangat membekas dan melekat di ingatanku. Bukan tahun dimana aku lahir, ya iyalah, gak inget apa-apa. Bukan juga tahun dimana aku sunat, atau tahun ketika aku pacaran pertama kali, atau tahun ketika aku pertama kali bisa naik sepeda. bahkan bukan juga tahun ketika aku keterima masuk UGM. Tahun yang paling membekas buat aku sampai sekarang adalah tahun dimana aku lulus dari Sekolah Menengah Pertama yaitu 2012. Memangnya, sekeren apa sih lulus dari SMP sampe-sampe aku masih mengingat tahun itu? Kalo dipikir-pikir kan lulus itu biasa gitu, ujian, lulus, wisuda ala-ala sekolah, kelar.

Aku sendiri merupakan siswa SMP N 4 Pakem, sebuah sekolah yang sangat memperhatikan akademis siswa nya. Gak heran sih, setiap tahun selalu bersaing sama SMP N 5 YK buat jadi sekolah nomer satu di DIY. Gak heran juga siswa kelas 9 jam 6.15 pagi udah sampe sekolah, kelas tambahan. Omong-omong, tahun 2012 berubah menjadi tahun yang baik menurutku itu dimulai dari hari ke dua Ujian Nasional. Tidak seperti anak-anak lain yang sangat fokus mempersiapkan Ujian Nasional, hari itu aku malah memulai sebuah usaha. Wow keren, anak SMP memulai usaha. Bukan, bukan usaha yang menghasilkan keuntungan, ya kalik dulu aku udah mikirin duit. Dulu aku masih polos, gak kayak sekarang yang udah matre setengah mati.

Lalu usaha apa kah itu? Hmm jadi aku mulai ngechat adik kelas ku lewat bbm. Geli banget, jadi adek kelas ku yang namanya (sebut saja) Ella update status di bbm "Ih nyebelin banget sih jadi orang.". Nah, aku yang sebelumnya memang tergila-gila sama dia karena kecantikannya yang menjadi viral tanpa click bait di angkatanku, tanpa berpikir panjang langsung membalas status nya itu di chat. "Siapa dek?._." Kalo aku inget inget sekarang, nekat juga ya aku dulu. Aku yang sekarang aja gak berani senekat itu. Padahal udah ada fitur reply insta story yang dijadikan jutaan cowok diluar sana untuk modus mendekati cewek.

Gak lama kemudian Ella bales, "Temenku mas .-." Lalu tanganku mengetik sebuah balasan yang sangat-sangat tidak penting, "Santai lho kalo sama aku :p" Eh gak tau kenapa karena balesan enggak penting itu malah chat nya jadi ngalir anjir. (aku tambahin anjir biar berima aja gitu). Kalau adegan pdkt itu dilakukan pada tahun 2018 ini, yang ada aku malah di cap cowok nerd aneh yang terobsesi sama cewek tapi gapernah dapet karena cupu. Tunggu, kayaknya aku emang sekarang udah dicap gitu, sih.

Bahkan hanya butuh satu hari buat dia ngereply tweet ku gitu. Jadi kan hari terakhir UN itu matkul IPA. Nah sebelum hari H UN IPA, aku mau les IPA tuh, aku bilang ke Ella juga kalo aku mau les. Trus aku ngetweet. "Duh jam segini belum berangkat." Eh dibales dong sama Ella "Wah payah telat :p". BAYANGIN DONG! Sekarang coba deh kalian lagi deketin cewek. Eh cuman satu hari dari pertama chat kalian upload foto kalian di instagram, trus di reply sama cewek itu dengan emot atau kalimat yang menunjukkan kedekatan kalian, seneng gak tuh kalian? Enggak ya? Yaudah aku nya aja yang alay :(

Singkat cerita kami semakin dekat. Lalu hanya butuh waktu dua minggu sampai akhirnya kami jadian. Aku masih ingat malam itu tanggal 5 Mei 2012. Aku lagi nginep dirumah kakak ku di daerah Deresan. Semua yang ada di pikiranku cuman Ella dan aku pikir inilah saatnya. Sebenarnya aku ragu juga sih karena aku pengennya nembak langsung gitu, tapi masih harus nunggu dua hari lagi buat ketemu di sekolah. Sedangkan aku hanyalah seorang anak yang mau lulus SMP yang masih belum mengerti kalau menunggu itu seni. Maka, aku ambil blackberry ku lalu menelpon Ella sang pujaan hati.

"Halo, La." Sapaku di telpon, sedikit ragu.
"Halo mas, kenapa?" Jawab nya di seberang sana tidak kalah ragu nya.
"Mmmm.. aku mau ngomong." Masih berusaha mencari keberanian.
"Kenapa mas?" Nada nya takut. Padahal Mas Reno kan gak serem ya.
..... ada keheningan sesaat. Keberanianku untuk menyatakan cinta belum sebesar sekarang. Eh sekarang malah lebih kecil deng dari dulu, keberaniannya.
"Kamu mau gak jadi pacarku?" Kataku akhirnya, Ada sedikit suara kaget disana, selebihnya hening. Menunggu sebuah kata tidak pernah sepanjang ini sebelumnya.
"Aku boleh pikir-pikir dulu mas?" Jawabnya akhirnya, mengakhiri keheningan yang menghiasi.
"Eh iya, kamu gak harus jawab sekarang kok, santai aja." Kalimat klasik cowok yang biasa nya diucapkan mengikuti kalimat penembakannya.
"Yaudah aku tutup ya telfonnya." Kataku kemudian.
"Oke mas."
"Oke." Aku yang sebelumnya belum pernah telfonan sama cewek, jadi bingung sendiri bagaimana mengakhiri pembicaraan. Tapi akhirnya, telefon tertutup juga lalu aku meninggalkan blackberry ku di kasur dan bersiap-siap, mas ku mau ngajak aku pergi.

Aku, mas ku, dan keponakanku (iya, keponakan. Aku udah jadi om-om sejak umurku masih balita) akhirnya pergi ke sebuah supermarket di daerah Godean. Di tengah aku menemani masku berbelanja, bbm yang aku tunggu-tunggu itu datang juga, iya, dari Ella.
"Aku mau, mas." WOOOOYYYY!!! AKU JADIAN WOYYY SAMA SALAH SATU CEWEK CANTIK DI SMP WOOOYYYY HAHHAHA

Maksudku, woy, aku waktu smp itu bentukannya gak jelas banget. Udah kayak bola basket ditumpuk empat, lalu ditumpukan paling atas di kasih kacamata. Aku sebulet itu dulu waktu SMP. Tapi kenapa aku punya nasib baik banget ya dulu? Kalo kalian tau aku dan liat betapa ancur nya badanku sekarang, kalian bakal lebih mengumpat kalo liat badanku waktu smp. Seratus dua puluh lima kali lebih ancur dari sekarang. Udah kayak koala yang harus hidup menggelandang. Tapi sekali lagi, aku punya nasib baik di tahun 2012 itu. Udah aku punya pacar cantik, nilai UN ku bagus, lagi.

Jadilah liburan tahun 2012 itu menjadi liburan yang sangat menyenangkan bagiku. Selain ada Ella dan ada selembar kertas yang menunjukkan Nem bagus menurutku, ada juga Indonesian Idol 2012 (agak gapenting sih tapi biarin deh) lalu ada juga EURO 2012. Pecinta bola pasti tau, deh. Lalu untuk pertama kali nya juga, aku nonton bola ditemani oleh seorang wanita yang berstatus sebagai pacarku, meskipun cuman lewat bbm wkwkw Tidak lengkap rasanya mengenang suatu peristiwa tanpa lagu pengantar, karena sebuah teori yang mengatakan "lagu (dan hujan) adalah media terbaik untuk membawa memori datang kembali. Maka, hal terakhir yang membuatku selalu ingat tentang tahun 2012 adalah lagu "A Thousand Years" dari Christina Perri. Seolah lagu itu adalah soundtrack jatuh cinta ku untuk Ella. Mei-Agustus 2012 adalah sempurna.

Sayangnya, bersama dengan Ella adalah pengalaman pacaran serius pertama ku. Sedihnya, memiliki pacar yang sangat cantik seperti Ella membuat sifat dasar ku yang sangat cemburuan semakin menjadi-jadi. Belakangan aku sadar aku menjadi sosok yang menjijikkan ketika bersama Ella. Kenapa? Aku dikit-dikit marah. Dia telat bales aja aku nuduh macem-macem. Dia udah nonton Film Perahu Kertas duluan sama mbak nya aja aku galau setengah mati, trus apa lagi ya? Pokoknya segala macam tindakan overprotective lainnya yang bisa disebutkan.

Akhirnya, September 2017 Ella lepas. Sepertinya dia sudah menemukan kenyamanan di orang lain. Awalnya aku tidak bisa terima. Di otp (on the phone) terakhir ku sama Ella, aku marah dan membanting hape nokia jadul ku (Iya kalo hape itu aku banting gapapa. Coba kalo aku otp an nya pake bb ku gitu, remuk yang ada kalo aku banting). Drama banget ya hidup gue. Berhari-hari aku sedih. Bahkan waktu itu setelah putus aku mengurung diri di kamar, nangis.

"Eh itu matamu kenapa? Kok bengkak?" Kata guru les ku ketika aku harus keluar kamar untuk les. Duh malu. Kalo beliau cewek aja gapapa ya aku ngaku kalo habis putus gitu. Tapi beliau cowok. Kalo aku cerita habis putus kan, malu.
"Masih ngantuk, pak." Jawabku waktu itu.

Tapi untungnya beberapa bulan kemudian aku berhasil bangkit dan aku memulai kisah-kisah baru lagi.

Sampai bulan Maret tahun 2016. Aku sedang mengemudi kan mobilku sepulang kampus menuju rumah, beberapa hari setelah aku putus dengan Dian, mantanku. Kampretnya, radio di mobilku tiba-tiba memutarkan lagu A Thousand Years. Baru mendengar suara piano di intro nya aja hatiku langsung berdebar keras sekali. Apalagi ketika Christina Perri mulai nyanyi. Jadilah, 4 menit 47 detik kemudian menjadi waktu yang terasa lama sekali. Di kepalaku, semua kejadian tahun 2012 dimainkan kembali. Bagaimana aku menemukan Ella, lalu bagaimana aku bisa lulus dengan nem memuaskan, bahkan tentang Euro nya, semua nya dimainkan lagi di kepalaku.

Setelah lagu itu berakhir, aku menarik nafas dalam. Berusaha menenangkan diri. Aku adalah cowok yang sangat gampang terbawa perasaan, dan aku benar-benar butuh ketenangan setelah dilanda nostalgia. Meskipun A Thousand Years efek ini udah aku rasakan puluhan kali sejak putus dari Ella, 4 tahun yang lalu, namun perasaan yang dihasilkan selalu sama. Namun kali ini, setelah aku tidak terikat dengan siapapun, ingin rasa nya aku mengirimi Ella pesan (Tahun 2016 sudah bergeser aplikasi nya, udah enggak bbm lagi, tapi line). Untungnya, saat itu di kampus sedang ada event try out dan aku menjadi anggota humas. Setiap anggota humas di wajibkan memegang dua SMA di DIY. Di masing-masing SMA kita diwajibkan mencari satu anak untuk menjualkan tiket nya. Ini kesempatan ku untuk kembali menjalani nostalgia bersama Ella.

Singkat cerita, kami menjadi dekat kembali. bahkan kami sempat pergi menonton bersama. Dia lebih cantik dari dulu, tentu saja. Empat tahun kami tidak bertemu, selama itu aku hanya bisa memandangi dia melalui instagram, kini kami bertemu lagi. Aku jemput dia di rumahnya, sesuatu yang bahkan dulu belum pernah aku lakukan. Setelah hari itu, intensitas kami dalam berhubungan juga masih terjaga.

Tapi lama-lama, aku menjadi bosan. Rasa yang aku miliki tidak sehebat 4 tahun yang lalu. Aku bingung. Selama ini, hatiku terus berteriak seolah-olah hanya dia wanita yang aku inginkan datang lagi. Kalau memang benar itu yang diinginkan, tapi kenapa ketika jalan sudah terbuka, hati malah terus berkata sebaliknya?

Pada akhirnya, aku menyadari sesuatu. Begitulah rasa rindu kita terhadap masa lalu dibangun. Semua memori indah itu terus berdatangan seolah ingin membunuhku karena sudah meninggalkan kenangan-kenangan indah dibelakang. Tapi ketika kita jemput lagi objek yang ada dalam memori indah itu, semua tidak pernah terasa sama. Karena 2016 bukan 2012. Keadaan sudah berbeda. Kamu boleh merindukan tahun 2012 dan semua nya yang ada, tapi kamu tidak akan bisa mengulang apapun yang sudah terjadi.

Sebenarnya keresahan ini sudah pernah aku tulis juga di blog, namun kala itu dalam bentuk analogi. Postingannya aku beru judul "Moments". Kisah ini di post tersebut aku analogikan sebagai cerita seorang anak yang terusir dari rumah dan harus melakukan petualangan. Sepanjang petualangan ia terus memfantasikan kenangan indah dalam rumahnya. Suatu hari, ketika ia berhasil pulang, ia mendapati rumah nya sudah berbeda.

Berikut kutipan bagian akhir postingan di blog ku yang berjudul "Moments" yang aku tulis bulan Juli 2016.

Yang terjadi justru berkebalikan. Semakin aku merasakannya, semakin aku merasa hampa. Harapanku tidak tersambut oleh rasa ku sendiri. Aku merasa, rumahku sudah jauh berbeda. Bertahun tahun aku meninggalkannya, bertahun-tahun aku berproses, berdialektika dengan hidupku, hingga aku menyadari, bahwa ini sudah berbeda, jauh berbeda. Aku bahagia karna aku menemukannya, tempat semua kenangan ku berada, namun saat ini aku tidak merasakan apa-apa lagi. Aku tidak menemukan kenangan itu bertransformasi menjadi nyata. Kenangan itu justru terus hidup di hati, tidak di realita. Sedari dulu aku mendambakan saat-saat itu, aku mendambakan aku merasakan lagi saat-saat itu. Namun ketika aku sudah berada dirumah, aku merasa hampa. Semua itu tak terasa lagi.

Mungkin sama seperti koala dalam cerita Raditya Dika. Ia mengembara, dan ketika ia pulang ke habitatnya, ia hanya terduduk menjadi seekor koala yang hampa karna rumahnya sudah tidak seperti ketika ia tinggalkan, pohon-pohon sudah ditebang habis, dan ia hanya bisa menghidupi kenangan akan rumahnya dalam hati.


Dari kejadian tersebut, satu pelajaran hidup aku dapatkan lagi. Bahwa masa lalu biarlah menjadi masa lalu. Kenangan seindah apapun yang terletak dibelakang sudah mengakar kuat seperti hamparan pohon pinus. Ketika kita menoleh kebelakang, kita melihat sebuah keindahan. Tapi untuk mencabut nya dan memindahkannya, susah.

Sampai sekarang, aku masih sering mengingat tahun 2012 dan Ella dalam pikiranku ketika aku mendengarkan lagu "A Thousand Years" secara tidak sengaja. Atau ketika aku menonton cuplikan pertandingan-pertandingan Euro 2012. Tapi biarlah, aku tidak ingin merubah apapun. Biarlah kenangan indah itu hidup selamanya dalam pikiranku.

3 komentar:

  1. wkwk sapa sih ren, kok aku ga bisa nebak ya orangnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. LAAAH sumpah? WKwkwk kamu lupa po pas smp mau lulus aku sama siapa? Huehehe

      Hapus
  2. Apakah kamu sudah tau prediksi togel mbah jambrong yang jitu? bila belum baca Prediksi togel Sgp mbah jambrong

    BalasHapus