Sabtu, 02 September 2017

Kamu dan Dia

Gerhana masih singgah di mata nya yang menatap lurus ke dalam mataku yang tidak bisa berpaling dari sosok nya. Gelap. Aku dihujani gelap yang aku nikmati dan aku sebut mimpi. Aku bermimpi dalam kegelapan.

Kemudian di suatu waktu, siang itu datang di tengah gerhana. Terang, sampai-sampai aku merasa selama ini aku tidak hidup. Aku masuk kedalam pesona yang ditawarkan mentari dan berbagai macam hiruk pikuk kehidupan yang ternyata menyeretku terjatuh di sebuah lubang. Tentu saja aku tidak takut akan gelap. Bukannya aku sudah pernah melewati nya? Aku juga tidak takut sempit, gerhana yang tadi sudah terlalu menyempitkan untuk membuatku terbiasa.

Untungnya, lubang yang aku masuki tidak gelap. Jujur saja, aku terkejut. Mana ada lubang yang bermentari? Mana ada lubang yang seluar dunia? Hingga aku merasa, mungkin ini surga ku. Tapi, aku terlalu bodoh untuk menyadari. Lubang ini terlalu dalam. Lebih lagi, bukan hanya aku yang menghuni lubang ini. Bagaimana aku bangkit untuk bernafas? Sementara, saat aku harus terjatuh, aku terjatuh terlalu dalam.

Iya, Gerhana itu sosok nya yang perlahan aku lupakan. Dan lubang itu? Lubang itu tidak pernah ada.

Karena hanya ada kamu.


Muhammad Reno Fandelika
Kamis 10 Agustus 2017 18:42

Tidak ada komentar:

Posting Komentar