Aku adalah bintang yang menyeduh secangkir kopi
Tanpa gula, namun pakai satu sendok sepi
Dan merayakan anggur
Saat hari sudah mulai gugur
Kata orang, aku selalu jatuh
Merayakan jatuhku adalah doa nya
"Aku tidak akan beranjak", kataku
Karena kepadaku, rumah sudah dipersembahkan
Namun tak bisa kau rasa rumah
Jika masih tertutup kau punya mata
Maka mulai ku buka alam fana
Dimana malam mencumbu senja
Aku adalah bintang yang mulai menyentuh himalaya
Lebarnya sayapku, menyelami maladewa
Kedua kaki ku yang agung, berlari di sahara
Namun hatiku, ia berlabuh di matamu
Disitu, aku tenggelam sedalam-dalam nya
Dari dalam samudera matamu, aku melihat jingga di langit yang tak biru
Atau aku rasa kupu-kupu di dalam tubuhku
Bahwa akhirnya, aku juga jatuh di senyum mu
Aku dengar, ribuan bisik melafal doa
Aku bintang yang sedang jatuh
Dan kau adalah nahkoda bahagia ku
Dan mereka, masih saja berdoa
Aku tertawa
"Kalian manusia tidak pernah mengerti bahagia"
"Bahagiamu fana, karna yang nyata hanya luka"
Sementara tangan yang menggenggam semakin menjadi kita
Kau adalah manusia yang menyeduh semu
Tambah gula dan sesendok rindu
Atau merayakan sendu
Saat hari mulai kelabu
Muhammad Reno Fandelika
Minggu, 6 Agustus 2017 23:12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar